PT Pos Kembangkan 3.000 Gerai Operasi Pasar Nasional, Dorong Stabilitas Harga Pangan Jelang Ramadan
PT Pos Kembangkan Jaringan Distribusi Pangan Nasional, Sasar 3.000 Gerai Operasi Pasar
PT Pos Indonesia (Persero) tengah berupaya besar-besaran dalam menstabilkan harga pangan nasional menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Menindaklanjuti arahan Presiden, perusahaan pelat merah ini menargetkan pengoperasian 3.000 gerai operasi pasar di seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan terjangkauannya komoditas pangan pokok bagi masyarakat. Hingga saat ini, lebih dari 2.000 gerai telah beroperasi dan terus bertambah hingga mendekati target 3.000 sebelum berakhirnya bulan Ramadan.
Corporate Secretary & ESG PT Pos Indonesia (Persero), Tata Sugiarta, menjelaskan bahwa penugasan langsung dari Presiden untuk mendistribusikan bahan pangan melalui jaringan kantor Pos hingga ke tingkat desa menjadi landasan utama program ini. Dengan memanfaatkan lebih dari 4.800 kantor pos yang tersebar luas, PT Pos optimistis mampu menjangkau wilayah-wilayah terpencil dan membantu menstabilkan harga pangan di seluruh pelosok negeri. "Dari 4.800an kantor PT Pos, kami memperkirakan 3.000 titik operasi pasar itu bisa diselenggarakan," ujar Tata dalam keterangan resmi, Sabtu (15/3/2025).
Tantangan Distribusi Pangan Berskala Besar
Namun, upaya PT Pos dalam menjalankan program ini tidak tanpa tantangan. Sistem konsinyasi yang diterapkan perusahaan mengharuskan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak, termasuk BUMN pangan seperti Bulog dan ID Food, serta pemasok swasta. Tata mengakui, memperoleh pasokan barang dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) sambil tetap menjaga agar PT Pos tidak merugi merupakan tantangan yang signifikan. "Ini tantangan yang cukup berat bagi kami, karena barangnya dari BUMN pangan dan harganya di bawah HET. Jadi istilahnya, asal jangan rugi aja Pos. Jadi kalau kita cari untung di sini, tipis," jelas Tata.
Program Berkelanjutan, Menciptakan 'Agripos'
Suksesnya program operasi pasar ini diharapkan dapat berkelanjutan. Bahkan, konsep perluasan gerai operasi pasar untuk menstabilkan harga pangan di Indonesia secara jangka panjang telah dibahas langsung dengan Presiden dan Kementerian Pertanian. Presiden Republik Indonesia, menurut Tata, berkeinginan agar program ini tidak hanya terbatas pada momen hari besar keagamaan, melainkan berlanjut secara permanen. Lebih jauh lagi, gagasan untuk menciptakan brand khusus bernama 'Agripos' telah diutarakan Presiden sebagai langkah strategis untuk memperkuat identitas dan keberlanjutan program ini. "Jadi Presiden masih mau menggunakan Kantor Pos untuk menstabilkan harga ini bukan hanya di hari-hari besar seperti lebaran, Presiden mau dilanjutkan. Bahkan Presiden sudah menyebutkan brand-nya, namanya Agripos. Ini tantangannya, karena ini jadi pengalaman pertama Pos jadi warung pangan," pungkas Tata.
Inisiatif Strategis Pemerintah dalam Ketahanan Pangan
Program ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan menjamin akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok, terutama di bulan Ramadan dan Idul Fitri. Dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada dan jaringan distribusi yang luas, PT Pos berperan penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mencapai tujuan pemerataan distribusi pangan hingga ke pelosok negeri. Keberhasilan program ini akan menjadi bukti nyata sinergi antara BUMN dan pemerintah dalam mengatasi isu-isu strategis di bidang pangan.