Gubernur Jabar Alokasikan Rp 70 Miliar untuk Penanggulangan Bencana Banjir dan Infrastruktur

Gubernur Jabar Siapkan Strategi Komprehensif Atasi Banjir dan Infrastruktur Rusak

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan alokasi dana sebesar Rp 70 miliar untuk program penanggulangan banjir dan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam di wilayah Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi komprehensif yang digagas Pemprov Jabar untuk mengatasi permasalahan banjir yang berulang dan kerusakan infrastruktur, khususnya jembatan, yang kerap terjadi. Dedi menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi, tidak hanya berfokus pada penanganan pascabencana, namun juga pencegahan dan perbaikan infrastruktur yang berkelanjutan.

Dalam rapat koordinasi yang akan digelar pekan depan dengan para bupati/wali kota se-Jawa Barat dan Menteri ATR/BPN, Gubernur Dedi akan mengevaluasi tata ruang wilayah Jawa Barat. Evaluasi ini difokuskan pada hilangnya daerah resapan air, berkurangnya area hijau, dan konversi lahan pertanian yang signifikan. Dedi menegaskan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan penyebab utama bencana banjir dan tanah longsor yang kerap melanda Jawa Barat. Ia bertekad untuk mengubah pola penanganan bencana dari sekedar pemberian bantuan pascabencana menjadi upaya preventif dan struktural untuk membangun ketahanan wilayah terhadap bencana.

Pembangunan Jembatan dan Perbaikan Infrastruktur

Salah satu fokus utama dari alokasi dana tersebut adalah pembangunan dan perbaikan jembatan. Sebagai respons atas amblesnya jembatan di Pangkalan, Karawang, Pemprov Jabar telah menginstruksikan pemasangan jembatan bailey sebagai solusi sementara. Dana sebesar Rp 70 miliar dialokasikan untuk pembangunan jembatan permanen pengganti. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum Jawa Barat tengah melakukan identifikasi jembatan-jembatan tua di seluruh wilayah untuk merencanakan pembangunan kembali tahun depan guna mencegah kejadian ambruknya jembatan akibat usia tua.

Inovasi Rumah Kolong untuk Warga Terdampak Banjir

Menyikapi permasalahan relokasi warga terdampak banjir yang dinilai sulit, Gubernur Dedi Mulyadi menawarkan solusi inovatif berupa pembangunan rumah kolong. Konsep ini dirancang dengan tinggi lantai 2,5 meter, sehingga rumah tetap aman terhindar dari genangan banjir. Material bangunan dapat berupa kayu atau bambu untuk bagian atas, memberikan fleksibilitas bagi warga dalam pembangunan. Pemprov Jabar akan menyiapkan desain arsitektur rumah kolong ini, dan telah mendapatkan persetujuan dari warga terdampak.

Pentingnya Pembangunan Bendungan Cibeet

Gubernur Dedi juga berharap pembangunan Bendungan Cibeet dapat segera direalisasikan. Bendungan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan luapan Sungai Cibeet yang kerap menyebabkan banjir di Desa Karangligar dan sekitarnya. Keberadaan bendungan tersebut dinilai krusial dalam upaya pengendalian banjir di wilayah tersebut dan mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat.

Kesimpulannya, langkah-langkah komprehensif yang dilakukan oleh Gubernur Dedi Mulyadi menunjukkan komitmen serius Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam upaya penanggulangan bencana banjir dan perbaikan infrastruktur. Strategi yang terintegrasi, mulai dari evaluasi tata ruang, pembangunan infrastruktur, hingga inovasi rumah kolong, diharapkan dapat menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan bencana alam di Jawa Barat.