Sekolah Rakyat: Mensos Ungkap Strategi Perekrutan Guru dan Seleksi Siswa

Sekolah Rakyat: Strategi Perekrutan Guru dan Seleksi Siswa

Pemerintah tengah bersiap meluncurkan program Sekolah Rakyat pada pertengahan tahun ini, sebuah inisiatif pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) baru-baru ini memberikan penjelasan detail mengenai persiapan program tersebut, khususnya terkait perekrutan tenaga pengajar dan mekanisme penjaringan calon siswa.

Proses perekrutan guru Sekolah Rakyat melibatkan tim khusus yang terdiri dari berbagai ahli dan kementerian terkait. Menurut Mensos, tim ini dipimpin oleh Prof. Nuh dan beranggotakan perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dikti), serta para pakar pendidikan. Prosesnya sendiri diawali dengan seleksi ketat terhadap guru Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah memenuhi syarat dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Mereka kemudian akan menjalani seleksi ulang dan penempatannya disesuaikan dengan lokasi tempat tinggal masing-masing. Tahap selanjutnya, para guru terpilih akan mengikuti pelatihan khusus sebelum bertugas mengajar di Sekolah Rakyat.

"Semua tim telah melakukan rapat koordinasi. Ada beberapa tim, ada tim untuk kurikulum, merekrut guru, ada tim untuk sarana-prasarana," ungkap Gus Ipul dalam keterangannya di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta.

Selain itu, Mensos juga menjelaskan mekanisme penjaringan calon siswa. Calon siswa akan melalui beberapa tahap seleksi. Persyaratan utama adalah calon siswa harus berasal dari keluarga yang termasuk dalam desil 1 atau 2 berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). "Ada kriterianya. Kemudian ada tahapan berikutnya nanti. Sudah disusun," jelas Gus Ipul. Lebih lanjut, untuk memastikan komitmen orang tua dalam keberlangsungan pendidikan anak, program ini juga mensyaratkan adanya perjanjian tertulis dari orang tua siswa yang menjamin anak mereka akan mengikuti proses pendidikan hingga lulus.

"Salah satu syarat itu nanti ada perjanjian orangtuanya. Mereka tidak boleh memutus sekolah, harus mengikuti proses hingga lulus. Jadi ada kesediaan dari orangtuanya," tegas Mensos. Program Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto ini ditargetkan dimulai pada tahun ajaran 2025-2026. Saat ini, lebih dari 50 lokasi telah siap untuk menyelenggarakan program ini.

Proses perekrutan guru dan seleksi siswa yang ketat ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan program Sekolah Rakyat. Dengan seleksi yang tepat, diharapkan program ini dapat memberikan akses pendidikan yang layak dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, mengangkat mereka dari kemiskinan melalui pendidikan. Persiapan matang ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita pendidikan yang inklusif dan merata di Indonesia.

Berikut poin-poin penting terkait program Sekolah Rakyat:

  • Perekrutan Guru: Seleksi guru ASN yang telah lulus PPG, seleksi ulang, penempatan berdasarkan domisili, pelatihan khusus sebelum mengajar.
  • Seleksi Siswa: Keluarga dari desil 1 atau 2 DTKS, tahapan seleksi lebih lanjut, perjanjian tertulis dari orang tua untuk memastikan kelanjutan pendidikan.
  • Tujuan Program: Memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak keluarga miskin dan miskin ekstrem.
  • Peluncuran Program: Dijadwalkan pada tahun ajaran 2025-2026. Lebih dari 50 lokasi telah siap.
  • Tim Kerja: Tim kurikulum, tim perekrutan guru, tim sarana prasarana yang bekerja secara terkoordinasi.