Pemerintah Siapkan Strategi Penguatan Ekonomi Nasional Hadapi Libur Lebaran 2025

Pemerintah Siapkan Strategi Penguatan Ekonomi Nasional Hadapi Libur Lebaran 2025

Pemerintah Indonesia telah merancang serangkaian strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional selama periode libur Lebaran 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memanfaatkan momentum peningkatan daya beli masyarakat selama masa liburan dan sekaligus menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika ekonomi global yang bergejolak. Pertumbuhan PDB yang mencapai 5,03% (yoy) pada tahun 2024 menjadi landasan optimisme pemerintah dalam menjalankan strategi ini. Indikator ekonomi lainnya, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 126,4 pada Februari 2025 dan PMI Manufaktur yang berada di level ekspansi 53,6, juga menunjukkan sinyal positif bagi perekonomian domestik.

Strategi yang dijalankan pemerintah mencakup berbagai insentif dan program, antara lain:

  • Dorongan Sektor Pariwisata: Pemerintah memproyeksikan sebanyak 122,1 juta perjalanan wisatawan domestik selama periode Idul Fitri. Program pariwisata ini diharapkan akan memberikan dampak positif signifikan terhadap berbagai sektor terkait, seperti perhotelan, transportasi, dan kuliner.
  • Insentif Perpajakan: Pemerintah menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 6% untuk tiket transportasi. Langkah ini bertujuan untuk meringankan beban biaya perjalanan masyarakat dan mendorong peningkatan mobilitas.
  • Diskon Tarif Tol: Diskon tarif tol sebesar 20% untuk perjalanan jarak jauh diberlakukan pada periode H-7 hingga H-4 Lebaran, serta H+7 hingga H+8 Lebaran di beberapa ruas tol. Diskon ini diharapkan dapat meningkatkan volume kendaraan di jalan tol dan mendorong konsumsi bahan bakar.
  • Percepatan Program Kendaraan Listrik: Pemerintah mempercepat program kendaraan bermotor listrik dengan memberikan bantuan sebesar Rp 7 juta per unit motor. Program ini bertujuan untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan dan meningkatkan daya saing industri otomotif dalam negeri.
  • Penyaluran THR dan BHR: Pemerintah memastikan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja/buruh dan Bonus Hari Raya (BHR) Keagamaan bagi pengemudi dan kurir layanan angkutan berbasis aplikasi paling lambat 7 hari sebelum Idul Fitri. Penyaluran THR ASN Pusat dan Daerah serta pensiunan dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum Idul Fitri. Pembayaran THR ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan.
  • Program Belanja Nasional: Pemerintah meluncurkan program belanja nasional, antara lain Friday Mubarak (28 Februari-28 Maret 2025) dengan target transaksi Rp 75-77 triliun, BINA Lebaran (14-30 Maret 2025) dengan target transaksi Rp 30 triliun, dan kampanye belanja online Ramadhan di seluruh e-commerce. Program-program ini bertujuan untuk merangsang aktivitas ekonomi dan meningkatkan konsumsi masyarakat.

Meskipun sejumlah negara di dunia menghadapi risiko resesi, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia tetap berada dalam posisi yang kuat berkat fondasi ekonomi yang solid, diversifikasi mitra dagang, dan hilirisasi yang terus diperkuat. Probabilitas resesi Indonesia, menurut data Bloomberg pada Februari 2025, kurang dari 5%, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38%), Kanada (35%), dan Amerika Serikat (25%). Pemerintah pun berkomitmen untuk terus memonitor dinamika ekonomi global dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga stabilitas dan daya saing ekonomi nasional.

Namun, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada sinergi dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah berharap langkah-langkah yang diambil dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.