Hujan Ekstrem di Bandung Barat Picu Bencana Longsor dan Banjir di Sejumlah Wilayah

Hujan Ekstrem di Bandung Barat Picu Bencana Longsor dan Banjir di Sejumlah Wilayah

Hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya sejak Sabtu, 15 Maret 2025, telah mengakibatkan bencana alam yang cukup signifikan. Tidak hanya menyebabkan banjir di berbagai titik, curah hujan yang tinggi juga memicu terjadinya longsor di enam kecamatan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, dampak bencana alam ini meluas dan memerlukan penanganan segera.

Kecamatan-kecamatan yang terdampak longsor meliputi:

  • Kecamatan Pangalengan: Longsor terjadi di Desa Warnasari dan Desa Margamulya. Di Desa Warnasari, tanah longsor setinggi 5 meter dan lebar 7 meter menimpa rumah warga serta merobohkan sebagian dinding Pesantren Al-Taslim. Di Desa Margamulya, tanah penyanggah rumah warga amblas, mengakibatkan kerusakan pada rumah di sekitarnya.
  • Kecamatan Ciwidey: Sebuah Tembok Penahan Tanah (TPT) ambruk di Kampung Batu Lulumpang akibat hujan deras yang tak henti.
  • Kecamatan Cikengkrang: Ambruknya TPT di Kampung Prabonan, Desa Ciporeat, mengakibatkan terganggunya akses jalan warga.
  • Kecamatan Rancabali: Longsor di Desa Cipelah merusak satu dinding rumah warga di Kampung Cimanglid dan Kampung Ciherang.
  • Kecamatan Cimenyan: Ambruknya TPT di Kampung Pondok Buah Batu, Desa Mekarmanik, menutup akses jalan warga. Longsor akibat tanah bergerak juga melanda beberapa kampung di Desa Mekarmanik, mengakibatkan satu rumah mengalami kerusakan ringan dan tiga jiwa terancam.
  • Kecamatan Kertasari: Longsor di Desa Tarumaja mengakibatkan kerusakan pada tujuh rumah dan memaksa 10 orang mengungsi. Sebanyak 26 jiwa terdampak bencana ini.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska, dalam keterangannya menjelaskan kronologi kejadian dan dampaknya terhadap warga. Pihak BPBD hingga saat ini masih melakukan pendataan dan penanganan dampak longsor, memastikan keselamatan warga, serta memberikan bantuan yang dibutuhkan. Beruntung, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat bencana tersebut. Namun, upaya evakuasi dan pemulihan infrastruktur tetap menjadi prioritas utama. Kerusakan infrastruktur yang signifikan, seperti ambruknya TPT di beberapa titik, membutuhkan perbaikan segera untuk mencegah dampak lebih lanjut dan memastikan kelancaran akses jalan bagi masyarakat.

BPBD Kabupaten Bandung menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat prediksi cuaca yang masih menunjukkan potensi hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan. Langkah-langkah antisipatif, seperti pengecekan kondisi lingkungan sekitar dan evakuasi dini ke tempat yang lebih aman, sangat disarankan bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana.

Proses pemulihan pasca bencana akan membutuhkan waktu dan kerjasama berbagai pihak. Kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga bantuan, dan masyarakat sangat krusial untuk meminimalisir dampak buruk dan memastikan pemulihan yang cepat dan efektif bagi wilayah-wilayah yang terdampak. Upaya rehabilitasi infrastruktur dan pemulihan ekonomi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus segera ditangani.