Gangguan Sistem PINTAR BI Hambat Penukaran Uang Baru Jelang Lebaran 2025
Gangguan Sistem PINTAR BI Hambat Penukaran Uang Baru Jelang Lebaran 2025
Sistem PINTAR BI, portal daring Bank Indonesia (BI) untuk pemesanan penukaran uang baru tahun 2025, mengalami kendala teknis pada Minggu pagi, 16 Maret 2025. Gangguan ini mengakibatkan banyak masyarakat yang gagal mengakses situs tersebut, https://pintar.bi.go.id/, dan kesulitan mendaftarkan diri untuk mendapatkan kuota penukaran uang baru yang telah dijadwalkan untuk periode 17-23 Maret 2025. Kejadian ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang tengah mempersiapkan kebutuhan menjelang perayaan Lebaran.
BI sendiri telah mengumumkan melalui akun media sosialnya bahwa aplikasi PINTAR BI sedang mengalami kendala teknis dan tengah dalam proses pemulihan. Pihak BI menargetkan pemulihan sistem pada pukul 11.00 WIB. Namun, hingga pukul 11.00 WIB, situs tersebut masih belum dapat diakses dan menampilkan pesan kesalahan "This site can't be reached". Kegagalan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kesiapan infrastruktur digital BI dalam melayani kebutuhan masyarakat, terutama pada momen-momen krusial seperti menjelang perayaan keagamaan.
Kegagalan akses PINTAR BI mengakibatkan terhambatnya proses penukaran uang baru yang telah direncanakan dalam empat periode:
- Periode I: Pendaftaran 3 Maret 2025 (12.00 WIB), penukaran 4-9 Maret 2025.
- Periode II: Pendaftaran 9 Maret 2025 (09.00 WIB), penukaran 10-16 Maret 2025.
- Periode III: Pendaftaran 16 Maret 2025 (09.00 WIB), penukaran 17-23 Maret 2025.
- Periode IV: Pendaftaran 23 Maret 2025 (09.00 WIB), penukaran 24-27 Maret 2025.
Proses penukaran uang baru melalui PINTAR BI sendiri melibatkan beberapa tahapan, yaitu akses ke situs web, pemilihan lokasi dan jadwal penukaran, pengisian data diri, pemilihan nominal uang yang diinginkan (dengan batas maksimal Rp 4,3 juta per orang, terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) Rp 2 juta dan Uang Pecahan Kecil (UPK) Rp 2,3 juta), konfirmasi pemesanan, dan penyimpanan bukti pemesanan yang akan digunakan saat melakukan penukaran di lokasi yang telah ditentukan. Kegagalan akses ke sistem ini jelas menghambat seluruh proses tersebut.
Kejadian ini menyoroti pentingnya pengujian dan pemeliharaan sistem yang memadai untuk memastikan layanan publik daring berjalan lancar, terutama pada saat-saat permintaan tinggi. Masyarakat berharap BI dapat segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan penjelasan yang transparan mengenai penyebab gangguan serta langkah-langkah pencegahan di masa mendatang untuk menghindari terulangnya insiden serupa, khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan lainnya. Tanggapan cepat dan solusi efektif dari BI sangat dinantikan oleh masyarakat yang membutuhkan layanan penukaran uang baru ini.
Kejadian ini juga menunjukan pentingnya strategi cadangan dan rencana kontigensi untuk memastikan kelancaran layanan jika terjadi gangguan teknis pada sistem online. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi BI dan lembaga pemerintahan lain dalam mengelola sistem online yang melayani kebutuhan publik yang besar.