Media Sosial: Alat Bantu Baru Pemantauan Migrasi Satwa Akibat Perubahan Iklim
Media Sosial: Alat Bantu Baru Pemantauan Migrasi Satwa Akibat Perubahan Iklim
Sebuah terobosan baru dalam pemantauan dampak perubahan iklim terhadap migrasi satwa liar telah ditemukan. Penelitian terbaru yang dipimpin oleh University of Exeter menunjukkan potensi besar media sosial sebagai alat bantu pelacak pergerakan spesies yang beradaptasi dengan perubahan habitat. Temuan ini menawarkan alternatif inovatif dalam upaya memahami dinamika ekologi yang kompleks dan seringkali sulit dipantau melalui metode konvensional.
Para peneliti menganalisis data unggahan foto ngengat Jersey tiger ( Euplagia quadripunctaria) di platform Instagram dan Flickr. Hasil analisis menunjukkan populasi ngengat ini jauh lebih melimpah di perkotaan daripada perkiraan sebelumnya. Hal ini menyoroti pentingnya habitat perkotaan, yang seringkali terlewatkan dalam survei keanekaragaman hayati tradisional yang lebih fokus pada daerah pedesaan. Nile Stephenson, pemimpin studi yang kini bernaung di University of Cambridge, menjelaskan, "Survei keanekaragaman hayati konvensional seringkali kurang mencerminkan realitas keanekaragaman hayati di lingkungan perkotaan. Taman dan kebun kota menyediakan habitat yang beragam, memungkinkan spesies seperti ngengat Jersey tiger untuk berkembang biak."
Lebih lanjut, penelitian ini mengungkap perilaku dokumentasi satwa liar di media sosial sebagai sumber data yang berharga. Stephenson menambahkan, "Studi kami menunjukkan tingginya minat masyarakat kota terhadap satwa liar, berpotensi meningkatkan keterhubungan manusia dengan alam. Banyak individu yang gemar fotografi satwa liar secara aktif membagikan gambar berbagai makhluk yang mereka temui, menciptakan basis data yang dapat dimanfaatkan para ilmuwan."
Potensi pemanfaatan media sosial ini diperkuat dengan adanya platform seperti iNaturalist dan iRecord, yang datanya telah berkontribusi pada berbagai penelitian ilmiah. Namun, tim peneliti mengingatkan pentingnya pemahaman terhadap keterbatasan metode ini. Penggunaan media sosial rentan terhadap bias, misalnya, spesies yang sedang viral cenderung lebih banyak dilaporkan. Stephenson menjelaskan, "Karena media sosial dipengaruhi tren, potensi bias ada. Namun, kita bisa memanfaatkan hal ini secara positif, misalnya meningkatkan pemantauan spesies invasif dengan menciptakan tren dokumentasi keberadaan mereka."
Walaupun menawarkan potensi besar, para peneliti menekankan perlunya penggunaan media sosial sebagai pelengkap, bukan pengganti metode pemantauan tradisional. Penelitian ini, yang telah dipublikasikan di jurnal Ecology and Evolution, memberikan sumbangan penting dalam pengembangan metodologi pemantauan keanekaragaman hayati di era digital. Integrasi data media sosial dengan metode konvensional diharapkan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan akurat tentang dampak perubahan iklim terhadap migrasi satwa liar.
Keunggulan Metode: * Jangkauan luas dan aksesibilitas data. * Potensi untuk melibatkan masyarakat dalam pemantauan. * Deteksi spesies langka atau tersembunyi.
Keterbatasan Metode: * Bias pelaporan, dipengaruhi tren media sosial. * Akurasi data bergantung pada kualitas unggahan. * Perlu validasi dan integrasi dengan metode konvensional.