Realisasi Anggaran Makan Bergizi Gratis Baru Capai 0,4%, Butuh Tambahan Dana Triliunan Rupiah

Realisasi Anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Masih Minim

Hingga 12 Maret 2025, realisasi anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai Rp710,5 miliar. Angka ini hanya sekitar 0,4% dari target anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp171 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, dalam keterangan tertulisnya. Jumlah penerima manfaat program ini pun masih jauh dari target yang diinstruksikan Presiden. Dari target 82,9 juta penerima, baru 2,05 juta orang yang telah menerima manfaat program MBG. Rendahnya serapan anggaran dan jumlah penerima manfaat ini menimbulkan kekhawatiran akan tercapainya target nasional program tersebut.

Berdasarkan data yang disampaikan Wamenkeu, awalnya anggaran MBG tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp71 triliun dengan target penerima sebanyak 17,9 juta orang, terdiri dari 15,5 juta anak sekolah dan 2,4 juta ibu hamil/menyusui serta balita. Namun, atas instruksi Presiden, target penerima manfaat program ini dinaikkan secara signifikan menjadi 82,9 juta orang, sehingga membutuhkan alokasi anggaran yang jauh lebih besar, yaitu Rp171 triliun. Pemerintah saat ini tengah mempersiapkan alokasi anggaran tambahan tersebut untuk menunjang pencapaian target yang telah ditetapkan.

Suahasil Nazara menjelaskan rincian penerima manfaat yang telah tercakup hingga 12 Maret 2025. Penerima manfaat tersebut meliputi:

  • Anak sekolah dasar (SD)
  • Anak sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat, termasuk pondok pesantren
  • Anak penyandang disabilitas (SLB)
  • Ibu hamil
  • Balita
  • Ibu menyusui

Program MBG ini dijalankan melalui 726 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi. Pemerintah berencana untuk terus meningkatkan jumlah SPPG secara bertahap agar dapat menjangkau seluruh target penerima manfaat MBG yang mencapai 82,9 juta orang. Pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi anggaran dan pelaksanaan program MBG akan terus dilakukan oleh Kementerian Keuangan untuk memastikan efektivitas dan efisiensi program ini. Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana pemerintah dapat mengoptimalkan penyerapan anggaran dan memperluas jangkauan program MBG agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai tepat waktu.

Pemerintah menyadari bahwa masih terdapat kendala dalam penyaluran program MBG. Oleh karena itu, berbagai upaya akan terus dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, termasuk peningkatan koordinasi antar lembaga terkait, optimalisasi penggunaan teknologi informasi, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini. Keberhasilan program MBG ini sangat penting untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak dan ibu hamil, serta mendukung terwujudnya Indonesia yang sehat dan sejahtera.