Kolaborasi Mahasiswa dan Alumni ITN Malang Sukses Pasang PLTS Ramah Lingkungan di Ranu Kumbolo
Kolaborasi Mahasiswa dan Alumni ITN Malang Sukses Pasang PLTS Ramah Lingkungan di Ranu Kumbolo
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kini menerangi Ranu Kumbolo, destinasi wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur. Proyek ambisius ini merupakan hasil kolaborasi yang luar biasa antara mahasiswa dan alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, bersama sejumlah pihak lainnya, menjawab kebutuhan energi terbarukan di kawasan tersebut. Sebelumnya, penerangan dan pompa air di sekitar danau tersebut sangat bergantung pada genset, yang kurang ramah lingkungan dan efisien. PLTS ini kini menyediakan solusi berkelanjutan, memenuhi kebutuhan listrik untuk penerangan malam hari dan pompa air bagi para pendaki Gunung Semeru.
Lebih dari seratus individu terlibat dalam proyek ini, merupakan gabungan dari Prodi Teknik Elektro ITN Malang, Himpunan Mahasiswa Pencinta Alam (Himakpa) ITN Malang, Ikatan Alumni Elektro (IKA Elektro) ITN Malang, TNBTS, Gimbal Alas, Forum Silaturahmi (Forsil) Mapala Malang Raya, dan berbagai pihak pendukung lainnya. Tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Tim harus membawa peralatan dan komponen PLTS dengan berjalan kaki dari Ranu Pane menuju Ranu Kumbolo, sebuah perjalanan sejauh enam jam yang menuntut kekuatan fisik dan ketahanan mental yang tinggi. Berat beban yang dipikul, termasuk panel surya dan baterai, menambah kompleksitas proses instalasi. Cuaca ekstrem dan medan yang berat juga menjadi penghambat utama. Bahkan, beberapa anggota tim harus meninggalkan perjalanan di Pos 3 karena kelelahan dan kondisi medan yang tidak memungkinkan. Kondisi ini menyebabkan proses instalasi PLTS memakan waktu hingga tujuh hari, dimulai dari keberangkatan dari Kampus 2 ITN Malang pada 7 Februari 2025 dan berakhir pada 14 Februari 2025. Selama proses perjalanan, tim juga menghadapi sejumlah kendala seperti jalan yang sulit dilalui akibat pohon tumbang dan kerusakan peralatan dokumentasi akibat banjir.
Proses pemasangan PLTS sendiri dihadapkan pada berbagai kendala teknis. Desain awal fondasi panel surya yang direncanakan menggunakan fondasi konvensional, harus diubah menjadi fondasi guy wire untuk menghadapi hembusan angin yang kencang di kawasan tersebut. Hal ini memerlukan keahlian dan kreativitas tim untuk memastikan stabilitas dan keamanan instalasi. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi dengan alumni Arsitektur ITN Malang angkatan 1983, yang turut serta dalam proses instalasi di Ranu Kumbolo. Setelah terpasang, PLTS dengan kapasitas 3.2 kWp ini menjalani uji coba selama tiga hari, menghasilkan sistem pencahayaan yang memadai, bahkan dalam kondisi cahaya redup. Sistem ini mampu mengoperasikan pompa air berdaya 1.200 watt, mengisi tandon air 3.200 liter dalam waktu kurang dari satu jam. PLTS ini menggunakan empat baterai VRLA 12Vdc 100 Ah yang diperkirakan mampu bertahan selama tiga tahun. Untuk masa depan, perencanaan penggantian baterai dengan tipe LiFePo4 kapasitas 5 kWh yang memiliki daya tahan hingga 10 tahun atau lebih telah disiapkan. Sistem ini dirancang untuk beroperasi 24 jam penuh dengan timer, dengan sistem pengontrol air untuk mencegah pemborosan. Sebelum proses instalasi di lokasi, tim Teknik Elektro ITN Malang telah melakukan desain yang mempertimbangkan kondisi lokasi dan potensi vandalisme, serta perakitan mock-up selama dua hari di laboratorium sebelum dipindahkan ke Ranu Kumbolo. Setelah dipastikan berfungsi, peralatan dibongkar dan dikemas kembali untuk proses mobilisasi. Untuk perawatan selanjutnya, akan ada kolaborasi berkelanjutan dengan mahasiswa Teknik Elektro ITN Malang guna memastikan kelangsungan operasional PLTS.
Proyek ini menunjukkan sinergi yang efektif antara akademisi, mahasiswa, alumni, dan pihak pengelola kawasan konservasi dalam mewujudkan solusi energi berkelanjutan. Dedikasi dan kerja keras tim yang mengatasi berbagai tantangan, menunjukkan komitmen untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar Ranu Kumbolo.