Janji Pemerintah Kembalikan Pekerjaan Eks Karyawan Sritex: Harapan dan Kekhawatiran di Tengah Ketidakpastian
Janji Pemerintah Kembalikan Pekerjaan Eks Karyawan Sritex: Harapan dan Kekhawatiran di Tengah Ketidakpastian
Pengumuman Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli perihal rencana rekrutmen kembali eks karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) disambut dengan optimisme sekaligus keraguan. Menaker memastikan dalam kurun waktu dua minggu ke depan, para pekerja akan kembali dipekerjakan. Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin (3/3/2025) dan langsung memicu beragam reaksi dari para eks karyawan yang kini tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Para mantan pekerja Sritex berharap janji tersebut bukanlah sekadar retorika politik. Mereka telah lama menantikan solusi konkret atas PHK massal yang telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan mereka dan keluarga. Keinginan untuk kembali bekerja di Sritex, meskipun di bawah kepemimpinan baru, menjadi harapan utama mereka. Hal ini ditegaskan oleh Tina (24), mantan karyawan departemen Weaving 4 yang telah mengabdi selama tujuh tahun. Ia mengaku menyambut positif pernyataan Menaker, namun tetap berharap agar wacana tersebut benar-benar terealisasi.
"Kalau tanggapan Pemerintah seperti itu, semoga terwujud tidak hanya omong saja. Semoga dibuka kembali, bisa bekerja kembali dan orang-orang yang ter-PHK tidak terlalu banyak," ungkap Tina pada Selasa (4/3/2025). Kekhawatirannya semakin diperkuat oleh nasib para pekerja yang telah memasuki usia tidak produktif. "Untuk orang-orang yang sudah tua nanti juga kasihan tidak dapat pekerjaan," tambahnya. Tina juga menyoroti pentingnya regenerasi kepemimpinan di Sritex, berharap manajemen baru dapat menghidupkan kembali perusahaan dan menyerap kembali tenaga kerja yang telah dirumahkan.
Senada dengan Tina, Ariyanto, mantan teknisi pemeliharaan di bagian Finishing Sritex yang telah bekerja selama 25 tahun, juga mengungkapkan optimismenya. Ia mendapatkan informasi pengumuman tersebut melalui grup WhatsApp dan berharap dapat kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Ya kami positif saja, kami mengambilnya. Karena bekerja itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kalau bisa ya bekerja di sini lagi," ujarnya. Namun, di balik optimisme tersebut, tetap tersirat kekhawatiran akan implementasi janji pemerintah tersebut.
Reaksi beragam dari para eks karyawan Sritex ini mencerminkan kompleksitas masalah yang dihadapi. Di satu sisi, ada harapan besar atas kesempatan untuk kembali bekerja dan mendapatkan penghasilan. Di sisi lain, ada keraguan dan kecemasan yang masih membayangi terkait realisasi janji pemerintah. Kejelasan mekanisme rekrutmen, kriteria calon pekerja, dan jaminan keberlanjutan pekerjaan menjadi hal-hal krusial yang perlu segera dijelaskan oleh pemerintah dan manajemen Sritex agar kepercayaan para eks karyawan dapat dipulihkan dan rasa ketidakpastian dapat dihilangkan.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting atas perlunya perlindungan yang lebih kuat bagi pekerja di Indonesia. Sistem pengamanan ketenagakerjaan yang lebih efektif dan transparan dibutuhkan agar kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang dan hak-hak pekerja dapat dijamin sepenuhnya.