Kendala Logistik dan Pemasaran Hambat UMKM Maluku Tembus Pasar Internasional

Kendala Logistik dan Pemasaran Hambat UMKM Maluku Tembus Pasar Internasional

UMKM di Maluku menghadapi tantangan signifikan dalam menembus pasar internasional, terutama disebabkan oleh kendala logistik dan pemasaran yang kompleks. Biaya pengiriman barang dari Maluku ke luar negeri tergolong tinggi, seringkali melampaui nilai barang ekspor itu sendiri. Hal ini menjadi beban berat bagi UMKM yang umumnya memproduksi barang dalam skala kecil, sementara permintaan pasar internasional menuntut jumlah yang jauh lebih besar. Kondisi ini memaksa banyak UMKM untuk lebih fokus pada pasar domestik atau mengandalkan sistem titip jual, membatasi potensi pertumbuhan dan pendapatan mereka.

Sebagai ilustrasi, Mie Sehat Cempaka, produsen mie sagu asal Ambon, mengalami biaya pengiriman hingga Rp 500.000 per kilogram ke Amerika Serikat, meskipun menggunakan layanan PT Pos Indonesia yang relatif terjangkau. Dengan harga jual per cup (80 gram) sebesar Rp 35.000, biaya logistik tersebut menjadi proporsional tinggi dan mengancam daya saing produk di pasar internasional. Kondisi ini semakin mempersulit UMKM lain dengan skala produksi dan omzet yang lebih kecil. Mereka menghadapi kesulitan yang jauh lebih besar untuk bersaing di kancah global.

Selain kendala logistik, akses terhadap pasar internasional juga terhambat oleh minimnya kemampuan komunikasi dan jaringan pemasaran. Para pelaku UMKM seringkali kesulitan mencari dan menjalin hubungan dengan buyer di luar negeri. Mereka lebih fokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas produk, tanpa memiliki strategi pemasaran ekspor yang terarah. Pengusaha minyak atsiri nilam, La Yapi, misalnya, mengaku kesulitan mencari buyer, hanya mengandalkan pameran untuk menarik minat pembeli internasional. Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan dalam hal pencarian buyer dan akses informasi pasar internasional.

Kondisi ini telah mendorong Bea Cukai Maluku untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mencari solusi. Upaya tersebut meliputi sinergi dengan atase perdagangan di beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Jepang, dan Brazil, serta kolaborasi dengan kementerian, lembaga, dan dinas terkait di Provinsi Maluku. Dukungan juga diupayakan dari Bank Indonesia dan Bank Mandiri untuk meningkatkan akses keuangan dan insentif fiskal bagi UMKM. Namun, diperlukan langkah-langkah yang lebih komprehensif dan terintegrasi untuk mengatasi akar permasalahan dan memberdayakan UMKM Maluku agar mampu bersaing di pasar global.

Kendala Utama yang Dihadapi UMKM Maluku:

  • Biaya Logistik yang Tinggi: Biaya pengiriman barang ke luar negeri sangat mahal, seringkali melebihi nilai barang itu sendiri.
  • Skala Produksi yang Kecil: Jumlah produksi UMKM masih terbatas, tidak mampu memenuhi permintaan pasar internasional dalam jumlah besar.
  • Kesulitan Mencari Buyer: Para pelaku UMKM kesulitan menjalin komunikasi dan menemukan pembeli di luar negeri.
  • Kurangnya Strategi Pemasaran Ekspor: Fokus utama UMKM masih pada peningkatan kualitas produk, bukan pada strategi pemasaran ekspor.

Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu berperan aktif dalam memberikan pelatihan, pendampingan, dan dukungan finansial untuk membantu UMKM Maluku mengatasi kendala ini. Pembangunan infrastruktur logistik yang memadai juga menjadi kunci untuk mengurangi biaya pengiriman dan meningkatkan daya saing produk Maluku di pasar internasional.