Revisi Desain Gedung Legislatif dan Yudikatif IKN: Sentuhan Budaya dan Demokrasi
Revisi Desain Gedung Legislatif dan Yudikatif IKN: Sentuhan Budaya dan Demokrasi
Proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berlanjut, dengan berbagai penyesuaian dan revisi desain untuk memastikan terwujudnya bangunan yang representatif dan bermakna bagi bangsa Indonesia. Salah satu perubahan signifikan terjadi pada desain gedung legislatif dan yudikatif. Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, sejumlah elemen desain telah direvisi, mengintegrasikan unsur-unsur budaya dan penghayatan nilai demokrasi.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, memberikan konfirmasi terkait revisi ini. Ia menegaskan bahwa perubahan desain tidak akan menyebabkan pembengkakan anggaran pembangunan. Fokus revisi, menurut beliau, diarahkan pada penyempurnaan estetika dan penambahan fasilitas yang bersifat edukatif dan mencerminkan identitas nasional. Perubahan paling mencolok terlihat pada desain atap gedung. Presiden Prabowo menyarankan revisi atas desain atap yang dianggap terlalu ‘mencolok’ atau ‘fancy’, mengarahkan pada desain yang lebih minimalis dan mencerminkan kesederhanaan dan keanggunan.
Lebih jauh, Presiden Prabowo juga mengusulkan agar desain interior gedung mengambil inspirasi dari arsitektur India. Inspirasi ini, menurut beliau, relevan karena terdapat kesamaan unsur budaya dan estetika antara Indonesia dan India, seperti penggunaan material kayu dan palet warna tertentu. Penggunaan kayu misalnya, selain estetis, juga selaras dengan komitmen pemerintah terhadap penggunaan material ramah lingkungan. Hal ini menunjukkan pertimbangan yang matang dalam merancang bangunan yang tidak hanya indah, tetapi juga berkelanjutan.
Namun, perubahan yang paling signifikan adalah penambahan museum atau galeri demokrasi di lobi gedung. Inisiatif ini dirancang untuk menampilkan sejarah perjalanan demokrasi di Indonesia, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi masyarakat dan pengunjung IKN. Museum ini akan menjadi ruang publik yang memamerkan artefak, dokumen, dan informasi penting terkait proses demokrasi di Indonesia, dari masa penjajahan hingga era reformasi. Kehadiran museum tersebut diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai demokrasi.
Proses revisi desain ini telah sampai pada tahap finalisasi dan menunggu persetujuan akhir dari Presiden Prabowo Subianto. Setelah persetujuan diperoleh, proses pembangunan gedung legislatif dan yudikatif di IKN akan segera memasuki tahapan selanjutnya. Revisi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk membangun IKN tidak hanya sebagai pusat pemerintahan modern, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan penguatan nilai-nilai demokrasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Semoga dengan adanya penambahan museum dan galeri ini, gedung tersebut menjadi ikon demokrasi Indonesia yang monumental dan berkelanjutan.
Rincian Revisi:
- Atap Gedung: Desain atap direvisi dari desain yang dianggap terlalu ‘fancy’ menjadi desain yang lebih minimalis dan elegan.
- Desain Interior: Inspirasi desain interior diambil dari arsitektur India yang memiliki kesamaan unsur budaya dengan Indonesia (penggunaan kayu dan warna).
- Penambahan Museum/Galeri Demokrasi: Penambahan museum atau galeri di lobi gedung untuk memamerkan sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia.