Peristiwa di Gua Hira: Awal Kenabian Muhammad dan Turunnya Wahyu Pertama
Peristiwa di Gua Hira: Awal Kenabian Muhammad dan Turunnya Wahyu Pertama
Sejarah Islam mencatat peristiwa monumental di Gua Hira, sebuah lokasi di Jabal Nur, dekat Makkah. Di sinilah, pada bulan Ramadhan tahun 610 Masehi, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, menandai dimulainya kerasulan beliau dan turunnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat manusia. Peristiwa ini bukan sekadar peristiwa agama, tetapi juga merupakan titik balik sejarah peradaban manusia.
Sebelum menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW, yang dikenal karena kejujuran dan kemuliaan akhlaknya, sering menghabiskan waktu untuk bertahannuts di Gua Hira. Beliau dikenal kerap berkontemplasi, mencari jawaban atas keresahannya terhadap kondisi sosial Makkah yang penuh kemusyrikan. Dalam masa-masa ini, beliau juga mengalami mimpi-mimpi yang benar (ru'yah shadiqah), yang menurut beberapa riwayat, merupakan tanda-tanda awal kenabiannya. Mimpi-mimpi tersebut digambarkan sebagai cahaya terang yang menyerupai sinar fajar, simbol datangnya kebenaran Ilahi.
Turunnya Wahyu:
Pada suatu malam yang penuh berkah di Gua Hira, saat Nabi Muhammad SAW sedang beribadah, Malaikat Jibril tiba-tiba muncul. Dengan suara yang menggema, Jibril memerintahkan, "Bacalah!" Rasulullah SAW, yang buta huruf, menjawab, "Aku tidak bisa membaca!" Perintah ini diulang tiga kali, hingga akhirnya Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT berupa ayat-ayat pertama Surah Al-Alaq (96:1-5):
- اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ (Iqra' bismi rabbika al-ladzi khalaq): Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
- خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (Khalaqal-insana min 'alaq): Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
- اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ (Iqra' wa rabbuka al-akram): Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.
- الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (Al-ladzi 'allama bil-qalam): Yang mengajarkan (manusia) dengan qalam (pena).
- عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ( 'Allamal-insana ma lam ya'lam): Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat-ayat ini menekankan pentingnya ilmu dan membaca, serta keagungan Tuhan Yang Maha Pencipta. Pengalaman ini begitu dahsyat sehingga Rasulullah SAW kembali ke rumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan. Beliau menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya, Khadijah, yang kemudian menenangkan dan mendukung beliau.
Konfirmasi dari Waraqah bin Naufal:
Khadijah kemudian membawa Rasulullah SAW menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang Nasrani yang dikenal bijaksana dan berpengetahuan luas tentang kitab-kitab suci. Waraqah, setelah mendengarkan kisah Rasulullah SAW, mengenali peristiwa tersebut sebagai wahyu yang serupa dengan yang diterima Nabi Musa AS. Ia memperingatkan Rasulullah SAW tentang kemungkinan penentangan dan pengusiran dari kaumnya, sebuah prediksi yang kelak terbukti benar.
Peristiwa di Gua Hira menandai titik awal kenabian Nabi Muhammad SAW dan dimulainya penyebaran Islam. Turunnya wahyu pertama menjadi tonggak sejarah yang mengubah jalannya peradaban dan memberikan panduan hidup bagi umat manusia hingga kini. Kejadian ini terus dipelajari dan direnungkan oleh umat Islam sebagai bukti nyata kekuasaan dan kasih sayang Allah SWT.