Modifikasi Cuaca Digenjot Antisipasi Banjir Jabodetabek Hingga 11 Maret
Modifikasi Cuaca Digenjot Antisipasi Banjir Jabodetabek Hingga 11 Maret
Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek sejak Senin (3/3/2025) mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menggenjot operasi modifikasi cuaca (OMC). Langkah ini diambil sebagai upaya antisipatif menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi berlanjut hingga 11 Maret mendatang. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dalam rapat koordinasi pengendalian banjir Jabodetabek yang digelar secara daring Selasa (4/3/2025), menegaskan komitmen untuk melanjutkan OMC hingga 8 Maret mendatang. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali dijalin, meniru strategi yang diterapkan saat libur tahun baru lalu.
"OMC akan kembali dilaksanakan sampai tanggal 8 Maret," tegas Suharyanto. Ia melaporkan bahwa genangan air masih terdapat di beberapa wilayah DKI Jakarta, dan operasi modifikasi cuaca menjadi salah satu solusi yang diminta Pemprov DKI. Suharyanto menekankan pentingnya kolaborasi antara BNPB dan Pemprov DKI dalam pelaksanaan OMC ini. Operasi modifikasi cuaca ini dijadwalkan dimulai pada hari yang sama dengan pengumuman tersebut.
Namun, Menko PMK, Pratikno, dalam kesempatan yang sama, mendorong perluasan cakupan OMC. Ia menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah, tidak hanya bergantung pada BNPB. Pratikno juga meminta agar Pemprov DKI mempersiapkan pendanaan untuk mendukung pelaksanaan OMC secara mandiri. Permintaan ini didasarkan pada prakiraan BMKG mengenai potensi cuaca ekstrem yang berlanjut setidaknya selama seminggu ke depan.
"Saya ingin menegaskan agar operasi modifikasi cuaca tidak hanya dilakukan oleh BNPB, tetapi juga Pemprov. Apakah memungkinkan Pemprov menyediakan pendanaan untuk OMC dalam waktu singkat? Ini penting mengingat potensi cuaca ekstrem akan berlanjut," ujar Pratikno. Ia berharap OMC dapat mengurangi debit air di hulu sungai Ciliwung, sehingga dapat meminimalisir dampak banjir di wilayah hilir.
"Kita perlu mengurangi beban di hulu, terutama di hulu Sungai Ciliwung, agar aliran air ke hilir berkurang. Jika ini dapat dilakukan, maka dampak banjir dapat diminimalisir," tambahnya. Selain upaya modifikasi cuaca, Pratikno juga meminta BNPB dan Basarnas untuk fokus pada upaya penyelamatan warga yang terdampak banjir di berbagai wilayah Jabodetabek.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah ini menunjukkan komitmen untuk mengatasi bencana banjir dan melindungi warga. Koordinasi antar instansi pemerintah menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan bencana yang kompleks ini. Selain OMC, langkah mitigasi dan penyelamatan warga tetap menjadi prioritas utama dalam penanganan banjir Jabodetabek.
Berikut poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- OMC akan dilakukan hingga 8 Maret 2025 oleh BNPB dan Pemprov DKI Jakarta.
- Menko PMK mendorong Pemprov DKI untuk turut serta mendanai dan melaksanakan OMC.
- BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga 11 Maret 2025.
- Upaya penyelamatan warga oleh BNPB dan Basarnas menjadi prioritas.
- Fokus OMC untuk mengurangi debit air di hulu sungai Ciliwung.