Tradisi Tarawih Satu Juz di Masjid Agung Jawa Tengah: Suasana Khusyuk dan Pengalaman Spiritual
Tradisi Tarawih Satu Juz di Masjid Agung Jawa Tengah: Suasana Khusyuk dan Pengalaman Spiritual
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang telah lama dikenal dengan kekhasannya, salah satunya adalah tradisi salat Tarawih satu juz per malam selama bulan Ramadan. Tradisi ini bukan sekadar ibadah rutin, melainkan pengalaman spiritual yang memikat banyak jemaah, baik dari Semarang maupun luar kota. Pengalaman unik ini menarik perhatian banyak pihak, salah satunya Ilham Fadhilah (24), seorang mahasiswa asal Yogyakarta yang sengaja menyempatkan diri untuk menunaikan salat Tarawih di MAJT saat pulang kampung.
Ilham mengungkapkan kekagumannya terhadap suasana khusyuk dan lantunan ayat suci Al-Quran yang dibaca imam masjid. Meskipun salat Tarawih di MAJT berdurasi cukup panjang, sekitar 23 rakaat termasuk witir, Ilham merasa waktu berlalu begitu cepat. Ia menuturkan, “Kesannya tarawih di sini khusyuk, imamnya bacaannya bagus, walaupun lama tapi nggak terasa, karena bacaannya bisa dinikmati. Jemaahnya juga ramai, tapi suasananya tetap adem dan nyaman.” Selain itu, kenyamanan ibadah juga didukung oleh fasilitas masjid yang terawat, seperti karpet yang tebal dan harum, menciptakan atmosfer yang kondusif untuk beribadah.
Lebih lanjut, Ilham memuji pelayanan di MAJT yang membuat jemaah merasa betah. Kenyamanan ini, menurutnya, tak hanya dirasakan oleh warga Semarang, tetapi juga jemaah dari berbagai daerah di Jawa Tengah bahkan luar Jawa Tengah. Kebersihan, kenyamanan, dan keramahan pengelola masjid menjadi faktor pendukung terciptanya suasana ibadah yang khidmat dan menenangkan.
Benny Arief Hidayat, Humas MAJT, menjelaskan bahwa tradisi Tarawih satu juz per malam telah berlangsung turun temurun sejak berdirinya MAJT. Tata cara pelaksanaan salat Tarawih di MAJT diawali dengan salat Isya, dilanjutkan Tarawih, dan jeda di rakaat ke-8 untuk membaca Asmaul Husna sebelum kembali melanjutkan salat hingga selesai. Untuk memastikan kelancaran dan keakuratan bacaan, imam utama didampingi oleh imam pendamping yang berperan untuk mengingatkan jika terjadi kesalahan bacaan, meskipun hal tersebut jarang terjadi.
Selain salat Tarawih, MAJT juga menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan lainnya selama Ramadan. Kegiatan tersebut antara lain khataman Al-Quran 30 juz setiap sore setelah salat Asar yang diikuti oleh santri tahfiz MAJT dan Baznas Jateng, pengajian kitab kuning 'Nasaihul Ibad' setelah salat Zuhur, dan talk show spesial Ramadan pada pukul 16.30-18.30 WIB. MAJT juga menyediakan takjil untuk buka puasa bersama jemaah, dengan jumlah mencapai 700-1.000 porsi setiap harinya.
Keunikan Tarawih satu juz per malam di MAJT telah menarik banyak jemaah dari berbagai daerah, bahkan ada yang sengaja datang dari luar kota. Jumlah jemaah, menurut Benny, bervariasi, berkisar antara 200-500 orang per malam, dan jumlah tersebut terus meningkat setelah masa pandemi. Banyak jemaah yang menyatakan bahwa suasana Tarawih di MAJT mengingatkan mereka pada suasana salat Tarawih di Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, sebuah gambaran suasana spiritual yang mendalam dan sulit dilupakan.
MAJT tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan yang beragam selama Ramadan, memberikan pengalaman spiritual yang berkesan bagi para jemaahnya. Tradisi Tarawih satu juz per malam menjadi daya tarik tersendiri yang membuat MAJT selalu ramai dikunjungi setiap tahunnya.