Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, Ribuan Meter Kolom Abu Terpantau

Gunung Ibu Kembali Erupsi: Status Siaga, Imbauan Warga Diperketat

Gunung Ibu, yang terletak di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan dengan erupsi yang terjadi pada Minggu, 16 Maret 2025, pukul 20.43 WIT. Erupsi ini menandai peningkatan aktivitas gunung berapi tersebut, yang sebelumnya telah mengalami 26 kali erupsi dalam sehari. Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu mencatat kolom abu vulkanik mencapai ketinggian 1.000 meter di atas puncak gunung, atau setinggi 2.325 meter di atas permukaan laut. Warna abu teramati kelabu pekat dengan arah dominan ke barat daya. Data seismograf merekam amplitudo maksimum erupsi mencapai 28 milimeter dengan durasi 1 menit 18 detik.

Petugas PGA Ibu, Richard Chaniago, dalam keterangan resminya menjelaskan bahwa Gunung Ibu saat ini berada pada Level III (Siaga). Aktivitas vulkanik yang intens ini diiringi oleh berbagai jenis gempa, yang tercatat selama periode pengamatan 16 Maret 2025 pukul 06.00-12.00 WIT. Berikut rincian data kegempaan yang tercatat:

  • Gempa Letusan/Erupsi: 26 kali, amplitudo 15-28 milimeter, durasi 32-80 detik.
  • Gempa Hembusan: 36 kali, amplitudo 2-12 milimeter, durasi 16-62 detik.
  • Tremor Harmonik: 3 kali, amplitudo 2-4 milimeter, durasi 33-83 detik.
  • Vulkanik Dangkal: 73 kali, amplitudo 2-11 milimeter, durasi 4-18 detik.
  • Vulkanik Dalam: 4 kali, amplitudo 2-3 milimeter, durasi 4-18 detik.
  • Tektonik Jauh: 1 kali, amplitudo 3 milimeter, durasi 70 detik.

Menyikapi peningkatan aktivitas vulkanik ini, PGA Ibu mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat sekitar Gunung Ibu, pengunjung, dan wisatawan. Aktivitas di dalam radius 4 kilometer dari puncak gunung dan perluasan sektoral 5 kilometer ke arah utara (sektor bukaan kawah aktif) sangat dilarang. Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi hujan abu, dan disarankan menggunakan masker dan kacamata pelindung jika beraktivitas di luar ruangan saat terjadi hujan abu. Lebih lanjut, pihak berwenang menekankan pentingnya menjaga kondusivitas sosial, menghindari penyebaran informasi hoaks, dan tetap mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah setempat. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meminimalisir risiko dan memastikan keselamatan seluruh warga yang tinggal di sekitar wilayah terdampak aktivitas Gunung Ibu.

Situasi ini menuntut kewaspadaan dan kesiapsiagaan dari seluruh pihak terkait untuk mengantisipasi potensi dampak erupsi Gunung Ibu yang lebih besar. Pemantauan intensif dan penyebaran informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat menjadi kunci dalam mitigasi bencana dan pengurangan risiko yang mungkin terjadi. Ketepatan informasi dan kepatuhan terhadap imbauan pihak berwenang sangatlah krusial untuk menjaga keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat.