Mengenal Lebih Dekat Ubi Jalar Ungu dan Kuning: Perbandingan Nutrisi dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Mengenal Lebih Dekat Ubi Jalar Ungu dan Kuning: Perbandingan Nutrisi dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Ubi jalar, umbi-umbian yang kaya nutrisi dan serbaguna, hadir dalam beragam warna, terutama ungu dan kuning. Kedua varietas ini tak hanya lezat dan mudah diolah, tetapi juga menawarkan profil nutrisi yang berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaannya sebelum memilihnya sebagai bagian dari pola makan sehat, termasuk program diet. Perbedaan tersebut terletak pada warna, tekstur, rasa, dan kandungan antioksidan yang dimilikinya.

Perbedaan Warna dan Kandungan Pigmen

Warna yang mencolok pada ubi jalar, baik ungu maupun kuning, ditentukan oleh kandungan pigmen alami. Ubi jalar ungu, seperti yang dijelaskan dalam buku Potensi Komoditas Pangan Lokal di Kabupaten Kuningan karya Slamet Hadi Kusumah dkk., menampilkan warna ungu pekat hingga ke bagian dagingnya berkat tingginya kadar antosianin (Tong et al. 2020). Antosianin ini merupakan kelompok flavonoid yang dikenal akan khasiat antioksidannya.

Sementara itu, ubi jalar kuning mendapatkan warna khasnya dari beta karoten, karotenoid yang memberikan warna oranye hingga kuning pada banyak tumbuhan. Beta karoten sendiri merupakan provitamin A, yang artinya tubuh dapat mengubahnya menjadi vitamin A yang penting untuk kesehatan mata dan kekebalan tubuh.

Kandungan Antioksidan dan Manfaat Kesehatan

Baik ubi jalar ungu maupun kuning sama-sama kaya akan antioksidan, namun jenis dan jumlahnya berbeda. Ubi jalar kuning, dengan kandungan beta karotennya yang melimpah, memberikan kontribusi signifikan terhadap asupan vitamin A. Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata, imun tubuh, dan pertumbuhan sel. Selain beta karoten, ubi jalar kuning juga mengandung lutein, likopen, dan zeaxanthin, karotenoid lain yang berkontribusi pada kesehatan mata dan sistem kekebalan.

Ubi jalar ungu, dengan kekayaan antosianinnya, menawarkan manfaat kesehatan yang berbeda. Antosianin, sebagai antioksidan kuat, memiliki potensi antiinflamasi dan antimikroba. Sebuah penelitian tahun 2017 yang diterbitkan dalam Food and Nutrition Research menunjukkan bahwa antosianin berkontribusi pada perlindungan terhadap penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kanker.

Tekstur, Rasa, dan Pengolahan

Perbedaan juga terlihat pada tekstur dan rasa. Ubi jalar ungu umumnya memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan ubi jalar kuning yang cenderung lebih padat. Dari segi rasa, ubi jalar ungu cenderung lebih manis.

Dalam hal pengolahan, kedua jenis ubi jalar ini sangat serbaguna. Ubi jalar ungu dapat diolah menjadi berbagai hidangan, mulai dari panggangan dengan minyak zaitun, pai ubi, hingga smoothie. Ubi jalar kuning, di sisi lain, cocok untuk sup, semur, gorengan, atau ditumbuk dengan bumbu seperti garam, kayu manis, dan mentega.

Ubi Jalar dan Program Diet

Baik ubi jalar ungu maupun kuning dapat menjadi bagian dari diet sehat. Namun, The American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan ubi jalar kuning/oranye sebagai sumber beta karoten yang kaya. Kandungan beta karoten yang tinggi ini dapat menjadi pertimbangan bagi mereka yang menjalani program penurunan berat badan, mengingat beta karoten memiliki peran dalam metabolisme dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa keberhasilan diet tidak hanya bergantung pada satu jenis makanan, melainkan pada pola makan seimbang dan gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Kesimpulannya, baik ubi jalar ungu maupun kuning menawarkan manfaat kesehatan yang berbeda berkat kandungan nutrisinya yang unik. Pemilihan jenis ubi jalar yang tepat tergantung pada preferensi rasa, kebutuhan nutrisi, dan tujuan kesehatan individu. Keduanya dapat menjadi bagian penting dari pola makan seimbang dan bergizi.