Banjir Sungai Masuppu, Mamasa: Pencarian Nenek dan Cucu Hilang Dilanjutkan
Banjir Sungai Masuppu, Mamasa: Pencarian Nenek dan Cucu Hilang Dilanjutkan
Tragedi banjir yang menerjang Dusun Talambai, Desa Tawalian Timur, Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, telah mengakibatkan hilangnya seorang nenek, Datu La’bi (64), dan cucunya, Aprilia (5). Keduanya terseret arus Sungai Masuppu yang meluap secara tiba-tiba saat hendak buang air besar di pinggir sungai sekitar pukul 07.00 WITA pagi hari.
Kejadian ini menyisakan keprihatinan mendalam bagi warga setempat dan keluarga korban. Debit air Sungai Masuppu yang meningkat drastis dalam waktu singkat, tanpa adanya peringatan dini, menjadi faktor utama penyebab tragedi ini. Hingga Minggu sore, 16 Maret 2025, upaya pencarian oleh tim gabungan SAR yang melibatkan personel Basarnas Mamuju dan warga setempat belum membuahkan hasil. Tim SAR telah melakukan penyisiran sepanjang 20 kilometer menyusuri aliran sungai dari titik lokasi kejadian.
Dalam operasi pencarian yang telah berlangsung selama lebih dari 24 jam ini, teknologi modern turut dikerahkan. Tim SAR memanfaatkan drone termal untuk mempercepat proses pencarian. Teknologi ini diyakini mampu mendeteksi keberadaan korban dari udara, bahkan di area perairan yang berarus deras seperti Sungai Masuppu. Devis, Komandan Tim Basarnas Mamuju, menjelaskan bahwa tim berharap jejak korban dapat terdeteksi melalui citra termal yang dihasilkan oleh drone tersebut. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Satu-satunya petunjuk yang ditemukan sejauh ini hanyalah sebuah jaket yang diduga milik salah satu korban. Penemuan ini memberikan sedikit harapan, namun juga menambah kecemasan keluarga dan warga. Upaya pencarian akan terus dilakukan selama tujuh hari sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencarian korban bencana. Devis menegaskan komitmen tim SAR untuk terus berupaya menemukan kedua korban, meskipun hingga hari kedua pencarian, mereka belum berhasil ditemukan. Operasi pencarian akan terus berlanjut, meliputi penyisiran darat dan udara menggunakan peralatan canggih.
Selain itu, pihak berwenang juga tengah menyelidiki penyebab utama meluapnya Sungai Masuppu. Investigasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keselamatan warga di sekitar aliran sungai. Proses evakuasi dan pencarian ini juga melibatkan peran aktif masyarakat setempat yang memberikan informasi dan dukungan penuh terhadap tim SAR. Kerjasama ini menjadi kunci penting dalam upaya menemukan kedua korban secepat mungkin.
Langkah-langkah Pencarian:
- Penyisiran sepanjang 20 kilometer menyusuri Sungai Masuppu.
- Penggunaan drone termal untuk mendeteksi keberadaan korban dari udara.
- Pencarian darat oleh tim SAR gabungan dan warga.
- Pencarian akan dilakukan selama tujuh hari sesuai SOP.
Situasi ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir. Semoga upaya pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan segera membuahkan hasil dan keluarga korban mendapatkan kejelasan.