Lonjakan Kasus Campak di Eropa: Ancaman Kesehatan Publik Akibat Rendahnya Cakupan Imunisasi

Lonjakan Kasus Campak di Eropa: Ancaman Kesehatan Publik Akibat Rendahnya Cakupan Imunisasi

Laporan gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF mengungkapkan peningkatan dramatis kasus campak di kawasan Eropa pada tahun 2024. Angka kasus yang mencapai 127.350 menandai titik tertinggi dalam 25 tahun terakhir, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang kesehatan publik di Eropa dan menyoroti dampak signifikan penurunan cakupan imunisasi, terutama pasca pandemi COVID-19.

Data yang dikumpulkan dari 53 negara menunjukkan bahwa lebih dari 40% kasus campak terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Situasi ini semakin memprihatinkan mengingat 38 kematian telah dilaporkan hingga 6 Maret 2025. Direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Henri Kluge, menekankan pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyebaran penyakit ini. "Campak kembali merebak, dan ini adalah peringatan. Tanpa tingkat vaksinasi yang tinggi, tidak ada jaminan kesehatan," tegas Kluge.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa Eropa menyumbang sepertiga dari total kasus campak global pada tahun 2024. Rumania dan Kazakhstan menjadi dua negara dengan angka kasus tertinggi, masing-masing mencapai 30.692 dan 28.147 kasus. Tren penurunan kasus campak sejak 1997 terhenti dan bahkan berbalik arah pada periode 2018-2019, sebelum meningkat secara signifikan pada tahun 2023-2024. WHO mencatat bahwa tingkat vaksinasi di banyak negara belum pulih ke tingkat sebelum pandemi, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap wabah penyakit ini.

Data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Eropa menunjukkan fakta mengejutkan: delapan dari sepuluh orang yang didiagnosis campak pada tahun lalu tidak divaksinasi. Hal ini semakin memperkuat hubungan antara rendahnya cakupan imunisasi dan peningkatan kasus campak. Laporan CDC Eropa juga mengungkapkan bahwa hanya empat negara - Hungaria, Malta, Portugal, dan Slovakia - yang mencapai ambang batas 95% vaksinasi untuk mencegah wabah campak. Situasi ini menunjukkan betapa mendesaknya upaya peningkatan program imunisasi di seluruh Eropa.

Wabah campak tidak hanya terbatas di Eropa. Amerika Serikat juga mengalami peningkatan kasus, termasuk satu kasus kematian akibat campak pada seorang anak yang tidak divaksinasi di Texas. Ini merupakan kasus kematian pertama akibat campak di AS dalam satu dekade terakhir. Kejadian ini menjadi peringatan keras bagi negara-negara lain untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat program vaksinasi mereka guna mencegah tragedi serupa.

Kesimpulannya, lonjakan kasus campak di Eropa merupakan indikator kuat dari ancaman kesehatan publik yang serius. Penurunan cakupan imunisasi pasca pandemi COVID-19 menjadi faktor utama penyebabnya. Upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya vaksinasi dan memperkuat program imunisasi nasional di seluruh Eropa sangat penting untuk mencegah meluasnya wabah campak dan melindungi kesehatan generasi mendatang.