Ancaman Truk ODOL dan Tantangan Keselamatan Transportasi Laut saat Mudik Lebaran 2025
Ancaman Truk ODOL dan Tantangan Keselamatan Transportasi Laut saat Mudik Lebaran 2025
Lonjakan jumlah pemudik melalui jalur laut yang diperkirakan mencapai angka signifikan pada Lebaran 2025, menimbulkan tantangan kompleks bagi sektor transportasi maritim Indonesia. Marcellus Hakeng Jayawibawa, pengamat Maritim Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC), menyoroti beberapa ancaman utama yang perlu diantisipasi, salah satunya adalah keberadaan truk Over Dimension Over Loading (ODOL). Peningkatan jumlah pemudik sebesar 56,4% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, memproyeksikan potensi peningkatan yang lebih besar lagi di tahun mendatang. Hal ini mengharuskan kesiapan yang lebih matang dari berbagai pihak terkait.
Bahaya Truk ODOL di Kapal Feri
Keberadaan truk ODOL bukan hanya membahayakan infrastruktur jalan raya, tetapi juga menimbulkan risiko serius bagi keselamatan pelayaran. Truk yang kelebihan muatan dan dimensi dapat merusak struktur kapal feri, bahkan memicu kecelakaan laut. Hakeng menekankan bahwa sulitnya menghitung faktor risiko yang ditimbulkan oleh truk ODOL yang diangkut kapal feri, semakin memperparah situasi. Kapal feri dirancang untuk kapasitas tertentu, dan kelebihan muatan dari truk ODOL dapat mengganggu stabilitas kapal, mengancam keselamatan penumpang dan awak kapal. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelarangan truk ODOL sejak 2023, namun penegakan hukum yang tegas masih perlu ditingkatkan untuk memastikan regulasi tersebut efektif diterapkan, khususnya selama masa mudik Lebaran.
Rekomendasi dan Strategi Keamanan
Untuk mengatasi ancaman ini, Hakeng memberikan beberapa rekomendasi strategis. Pertama, pengawasan ketat di pelabuhan sangat diperlukan untuk mencegah truk ODOL memasuki kapal feri. Ia bahkan mengusulkan larangan total penggunaan kapal penyeberangan untuk truk selama periode H-7 hingga H+7 Lebaran untuk memprioritaskan keselamatan pemudik. Kedua, peningkatan edukasi dan kesadaran keselamatan penumpang juga menjadi krusial. Pengelola angkutan penyeberangan harus memastikan setiap penumpang memahami prosedur evakuasi darurat dan cara menggunakan alat keselamatan, seperti pelampung. Sosialisasi ini, idealnya dilakukan sebelum kapal berangkat atau maksimal 24 jam setelah penumpang naik.
- Sosialisasi penggunaan alat keselamatan harus dilakukan sebelum kapal berangkat, bisa melalui demonstrasi atau informasi digital selama pelayaran.
- Kru kapal berperan vital dalam memberikan informasi keselamatan yang jelas dan memastikan penumpang memahami penggunaan peralatan keselamatan.
- Penumpang juga perlu memahami pentingnya alat pelindung diri (APD) dalam situasi tertentu.
Tantangan Transportasi Modern: Kendaraan Listrik
Munculnya kendaraan listrik sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan juga menghadirkan tantangan baru. Kesiapan infrastruktur pengisian daya di sepanjang jalur mudik dan di pelabuhan perlu dipertimbangkan. Kurangnya stasiun pengisian daya dapat menyebabkan mobil listrik kehabisan daya dan mengganggu perjalanan, bahkan berpotensi menambah kemacetan. Kapasitas baterai dan daya tampung kendaraan listrik juga harus dipertimbangkan untuk menghindari pembebanan berlebihan di pelabuhan. Hakeng bahkan mengusulkan gagasan stasiun pengisian daya di atas kapal sebagai solusi inovatif.
Peningkatan Kapasitas Pelabuhan dan Implementasi Teknologi
Selain itu, kapasitas pelabuhan yang seringkali tidak memadai untuk menangani lonjakan penumpang dan kendaraan selama puncak arus mudik juga menjadi sorotan. Kemacetan di pelabuhan dapat mengakibatkan penundaan dan ketidaknyamanan bagi para pemudik. Peningkatan kapasitas pelabuhan dan sistem pengelolaan yang efisien menjadi solusi yang sangat penting. Penerapan teknologi, seperti sistem tiket digital dan aplikasi informasi jadwal kapal, dapat mempercepat proses pendaftaran dan meminimalkan kerumunan. Penggunaan teknologi juga akan meningkatkan pengawasan dan kontrol terhadap transportasi selama arus mudik, memastikan perjalanan yang aman dan lancar.
Kolaborasi untuk Mudik yang Aman dan Lancar
Keselamatan penumpang dan kelancaran arus mudik Lebaran 2025 bergantung pada kesiapan infrastruktur dan sistem pengelolaan transportasi. Kolaborasi antara pemerintah, pengelola angkutan, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan mudik Lebaran berjalan aman, efisien, dan nyaman bagi seluruh pemudik.