Polusi Udara di Jabodetabek dan Bandung: Analisis Data Kualitas Udara Tahun 2024

Polusi Udara di Jabodetabek dan Bandung: Analisis Data Kualitas Udara Tahun 2024

Laporan terbaru IQAir, 2024 World Air Quality Report, mengungkapkan kondisi memprihatinkan terkait kualitas udara di sejumlah wilayah Indonesia. Studi yang menganalisis data dari lebih dari 40.000 stasiun pemantauan kualitas udara dan sensor di seluruh dunia ini menempatkan beberapa kota di Jawa Barat dan Banten pada peringkat tertinggi polusi PM2.5 sepanjang tahun 2024. Partikel PM2.5, berukuran 2.5 mikrometer atau kurang, merupakan polutan udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena dapat menembus sistem pernafasan dan masuk ke aliran darah.

Tangerang Selatan menjadi wilayah dengan tingkat polusi PM2.5 tertinggi, mencapai rata-rata 61.1 mikrogram per meter kubik. Angka ini jauh melampaui standar baku mutu udara ambien (AMBA) yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 5 mikrogram per meter kubik per tahun dan 15 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam. Artinya, tingkat polusi di Tangerang Selatan lebih dari 12 kali lipat ambang batas aman yang direkomendasikan WHO. Kondisi ini menunjukkan tingginya risiko masalah kesehatan bagi penduduk setempat, mulai dari penyakit pernapasan hingga penyakit jantung.

Selain Tangerang Selatan, beberapa wilayah Jabodetabek juga mengalami kualitas udara yang buruk. Berikut daftar delapan wilayah dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 tertinggi menurut laporan IQAir:

  • Tangerang Selatan: 61,1 mikrogram per meter kubik
  • Tangerang: 55,6 mikrogram per meter kubik
  • Cikarang: 52,8 mikrogram per meter kubik
  • Depok: 50,3 mikrogram per meter kubik
  • Bekasi: 42,5 mikrogram per meter kubik
  • Serpong: 42,4 mikrogram per meter kubik
  • Jakarta: 41,7 mikrogram per meter kubik
  • Bandung: 40 mikrogram per meter kubik

Data yang dikumpulkan IQAir berasal dari berbagai sumber, termasuk lembaga penelitian, pemerintah, universitas, organisasi nirlaba, perusahaan swasta, dan bahkan kontribusi dari masyarakat (citizen science). Penggunaan data real-time dan data historis memungkinkan analisis yang komprehensif dan akurat mengenai kualitas udara di berbagai lokasi. Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan permukiman, mulai dari kota hingga desa, sehingga mencerminkan distribusi penduduk dan pembagian administratif. Dalam laporan 2024, IQAir menganalisis data dari 8.954 kota di 138 negara.

Tingginya angka polusi udara di wilayah-wilayah tersebut menuntut perhatian serius dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan. Diperlukan upaya kolaboratif untuk mengurangi emisi polutan dan meningkatkan kualitas udara, demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan antara lain peningkatan pengawasan emisi industri, penerapan transportasi publik yang ramah lingkungan, penanaman pohon, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas udara.