Serangan Udara AS di Yaman: Eskalasi Konflik dan Ancaman terhadap Kebebasan Navigasi
Serangan Udara AS di Yaman: Eskalasi Konflik dan Ancaman terhadap Kebebasan Navigasi
Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan intensitas serangan udara terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman, sebagai respons atas serangan yang dilancarkan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menegaskan komitmen Washington untuk melanjutkan operasi militer ini hingga Houthi sepenuhnya menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran internasional. Pernyataan tegas ini disampaikan menyusul ancaman Houthi untuk meningkatkan serangan balasan setelah serangan udara AS yang menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, dalam operasi militer terbesar AS di Timur Tengah sejak pemerintahan Presiden Donald Trump.
Hegseth, dalam wawancara dengan Fox News, menekankan bahwa operasi militer AS akan terus berlanjut selama Houthi masih mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah. Ia menyebut ancaman terhadap jalur pelayaran internasional sebagai ancaman terhadap kepentingan nasional AS, dan menuding Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas dukungannya terhadap Houthi. "Begitu Houthi menyatakan penghentian serangan terhadap kapal-kapal dan drone kami, operasi ini akan berakhir," tegas Hegseth. "Namun, selama mereka melanjutkan aksi tersebut, serangan kami akan berlanjut." Pernyataan ini menggarisbawahi determinasi AS dalam mengamankan jalur pelayaran vital di kawasan tersebut dan tekanan yang dihadapi Houthi.
Di sisi lain, Houthi membalas dengan menyatakan serangan AS sebagai "kejahatan perang" dan mengancam akan melakukan eskalasi lebih lanjut. Biro politik Houthi, melalui juru bicaranya, mengklaim telah menyerang kapal induk USS Harry S. Truman dan kapal perang AS lainnya dengan rudal balistik dan drone. Klaim ini, bagaimanapun, dibantah oleh pejabat pertahanan AS yang menyatakan tidak memiliki informasi mengenai serangan tersebut. Ketegangan di wilayah ini semakin meningkat setelah Houthi mengancam akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel jika blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak dicabut. Serangan udara AS dilaporkan menargetkan beberapa lokasi penting, termasuk wilayah pemukiman yang diduga dihuni oleh beberapa pimpinan Houthi di Sana'a, posisi-posisi militer di Taiz, dan pembangkit listrik di Dahyan, yang mengakibatkan pemadaman listrik di kota tersebut. Dahyan dikenal sebagai tempat pertemuan rahasia pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi.
Serangan udara AS menimbulkan keprihatinan internasional mengenai korban sipil dan potensi eskalasi konflik di Yaman. Kejadian ini menandai babak baru dalam konflik Yaman yang berkepanjangan dan memperlihatkan kompleksitas tantangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Baik AS maupun Houthi tampak bersiap untuk konfrontasi jangka panjang, meningkatkan risiko peningkatan korban jiwa dan ketidakstabilan regional. Kebebasan navigasi di Laut Merah, yang merupakan jalur pelayaran yang sangat penting untuk perdagangan internasional, menjadi taruhan dalam konflik ini.
Lokasi Serangan: * Sana'a (Wilayah tempat tinggal pimpinan Houthi) * Taiz (Posisi militer Houthi) * Dahyan (Pembangkit listrik)
Pihak yang Terlibat: * Amerika Serikat (AS) * Houthi (Yaman) * Iran (diduga sebagai pendukung Houthi) * Israel (terkait ancaman serangan Houthi)