Banjir Jambi: Warga Tolak Pengungsian, Trauma Keamanan Jadi Alasan
Banjir Jambi: Warga Tolak Pengungsian, Trauma Keamanan Jadi Alasan
Siaga satu kembali ditetapkan di Kota Jambi menyusul meluapnya Sungai Batanghari akibat hujan deras. Ketinggian air mencapai 15 meter, merendam sejumlah rumah warga. Ironisnya, meskipun rumah mereka terendam, banyak warga memilih bertahan di rumah masing-masing daripada mengungsi ke tenda-tenda yang telah disiapkan pemerintah. Keengganan ini bukan semata karena ketidaknyamanan, tetapi didorong oleh trauma kehilangan akibat pencurian selama pengungsian sebelumnya.
Fadila, seorang warga Kelurahan Buluran Kenali, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, mengungkapkan kekhawatirannya akan keamanan barang-barang rumahnya. Pengalaman buruk pencurian di masa lalu saat banjir menjadi alasan utama keengganannya untuk meninggalkan rumahnya. "Takut barang-barang kita habis, kan sudah pernah kejadian dulu, habis barang-barang di rumah, pisau saja diambil orang," ujarnya dengan nada getir saat ditemui di lokasi banjir pada Senin (17/3/2025). Ketakutan akan kehilangan harta benda yang telah dialaminya memaksa dirinya dan banyak warga lainnya untuk mengambil risiko tetap berada di rumah yang terendam banjir.
Pendapat serupa diungkapkan oleh Raden Tohar. Meskipun air terus naik, ia memilih bertahan di rumah. Pengalaman pahit selama 17 hari mengungsi, yang diakhiri dengan pencurian di rumahnya, membuatnya trauma. "Pengalaman, orang maling pakai ketek (perahu) masuk ke rumah, hilang semua barang di rumah," tuturnya. Kisah Raden Tohar dan Fadila mencerminkan keresahan warga yang lebih takut kehilangan harta benda akibat pencurian daripada menghadapi risiko kesehatan di rumah yang terendam.
Di luar masalah keamanan, kondisi kesehatan warga juga menjadi perhatian. Kenaikan permukaan air menyebabkan munculnya masalah kesehatan kulit seperti gatal-gatal dan kemerahan pada sejumlah warga. Sementara itu, sampai saat ini, bantuan dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Jambi belum tersalurkan kepada para korban banjir. Ketiadaan bantuan ini semakin memperparah situasi yang dihadapi warga yang memilih bertahan di rumah mereka yang terendam banjir.
Situasi ini menyoroti pentingnya aspek keamanan dan perlindungan harta benda bagi warga terdampak banjir. Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap sistem pengungsian, termasuk memastikan keamanan di lokasi pengungsian agar warga merasa aman dan nyaman untuk meninggalkan rumah mereka. Selain itu, penyaluran bantuan yang cepat dan tepat sasaran juga sangat krusial untuk meringankan beban warga yang tengah menghadapi bencana alam ini. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya langkah antisipasi dan mitigasi bencana yang komprehensif, mencakup aspek kesehatan dan keamanan, demi melindungi warga dari dampak lebih buruk di masa mendatang.
Kondisi kesehatan warga terdampak banjir: * Gatal-gatal * Kemerahan
Bantuan yang belum diterima: * Pemerintah Provinsi Jambi * Pemerintah Kota Jambi