Sembilan Destinasi Wisata Populer di Indonesia yang Kini Tertutup Permanen
Sembilan Destinasi Wisata Populer di Indonesia yang Kini Tertutup Permanen
Indonesia, dengan kekayaan alam dan budayanya yang melimpah, memiliki sejarah panjang dalam pengembangan sektor pariwisatanya. Namun, perjalanan waktu tak selalu membawa kisah sukses bagi setiap destinasi. Beberapa tempat wisata yang pernah begitu populer dan ramai dikunjungi, kini hanya tinggal kenangan. Berikut sembilan destinasi wisata yang telah tutup permanen, meninggalkan jejak sejarah dalam industri pariwisata Indonesia:
-
Kampung Gajah Wonderland (Bandung): Dulunya, Kampung Gajah Wonderland di Bandung Barat merupakan destinasi rekreasi keluarga yang menawarkan beragam wahana permainan dan taman air dengan harga tiket yang terjangkau, yaitu Rp 15.000 (hari kerja) dan Rp 20.000 (akhir pekan). Namun, setelah beroperasi selama sembilan tahun (2009-2018), tempat wisata ini dinyatakan pailit dan ditutup. Bangunan-bangunannya yang kini terbengkalai, menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu, sementara patung-patung gajah ikoniknya telah menghilang, digantikan oleh lapak penjual tanaman milik warga setempat.
-
Snowbay Waterpark TMII (Jakarta): Berkonsep salju dengan dominasi warna putih dan patung beruang kutub yang menggemaskan, Snowbay Waterpark di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pernah menjadi pilihan favorit warga Jakarta dan sekitarnya. Namun, pandemi COVID-19 memaksa penutupan permanennya. Setelah dua tahun terbengkalai, area Snowbay kini telah dialihfungsikan menjadi gedung parkir dan fasilitas pendukung TMII lainnya.
-
Taman Remaja Surabaya (Surabaya): Taman Remaja Surabaya (TRS), yang berdiri sejak 1971, merupakan tempat rekreasi merakyat dengan harga tiket terjangkau dan sekitar 20 wahana permainan. Namun, berakhirnya masa kontrak kerja sama dengan pihak pengelola pada tahun 2018 menyebabkan penutupan permanennya. Area TRS kini telah dialihfungsikan oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi tempat konser musik berkapasitas 35.000 hingga 40.000 penonton.
-
Taman Festival Bali (Denpasar): Taman Festival Bali di Denpasar, yang pernah populer di kalangan wisatawan, kini menjadi lokasi yang angker dan terbengkalai setelah penutupan permanennya. Meskipun demikian, tempat ini masih menarik perhatian, bahkan seringkali digunakan sebagai lokasi uji nyali.
-
Taman Ria Senayan (Jakarta): Taman Ria Senayan, yang pernah begitu populer di era 70-an dan bahkan disebut dalam lagu Rhoma Irama, “Terajana”, akhirnya harus tutup dan dibongkar pada tahun 2010 karena kalah bersaing dengan tempat wisata baru di Jakarta. Kini, bekas lokasi Taman Ria Senayan telah bertransformasi menjadi pusat perbelanjaan Senayan Park (Spark).
-
Depok Fantasi Waterpark (Depok): Depok Fantasi Waterpark, atau yang dikenal juga sebagai Aladin Waterpark, merupakan pionir tempat rekreasi di Kota Depok. Namun, pandemi COVID-19 mengakibatkan penutupan permanennya. Bangunan waterpark tersebut telah diratakan dengan tanah dan dialihfungsikan menjadi kompleks perumahan.
-
Wonderia Semarang (Semarang): Wonderia Semarang, yang terletak di pusat kota dan menawarkan beragam wahana permainan, harus ditutup pada 17 November 2007 setelah dua insiden kecelakaan pada wahana balon udara (plane tower) yang menyebabkan korban luka. Rencananya, lokasi bekas objek wisata ini akan diubah menjadi hutan kota.
-
THR Sriwedari Solo (Solo): Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo, yang selama 32 tahun beroperasi sebagai tempat rekreasi dan pementasan seni, ditutup karena habisnya masa kontrak pengelola dengan Pemkot Solo. Lahannya direncanakan untuk pembangunan masjid, namun proyek tersebut terhambat karena masalah status kepemilikan tanah.
-
Hotel Gantung Purwakarta (Purwakarta): Hotel Gantung Purwakarta, atau Skylodge Padjadjaran Anyar, yang terkenal dengan konsep uniknya yang menggantung di tebing dengan ketinggian 500 mdpl, telah berhenti beroperasi sejak pandemi COVID-19. Meskipun demikian, area Gunung Parang tetap dapat diakses untuk aktivitas pendakian dan panjat tebing.
Kisah-kisah di atas menunjukkan dinamika industri pariwisata, di mana popularitas dan keberlanjutan suatu destinasi wisata dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perkembangan zaman, persaingan bisnis, dan peristiwa tak terduga seperti pandemi. Tempat-tempat ini, meskipun telah tutup, tetap menjadi bagian penting dari sejarah pariwisata Indonesia.