Program Takjil 'Jelajah Nusantara' di Masjid Agung Syuhada Yogyakarta Terancam Batal Akibat Defisit Dana

Program Takjil 'Jelajah Nusantara' di Masjid Agung Syuhada Yogyakarta Terancam Batal Akibat Defisit Dana

Program berbuka puasa gratis "Jelajah Nusantara" di Masjid Agung Syuhada Yogyakarta yang menyuguhkan beragam menu khas Indonesia setiap harinya selama Ramadan, kini menghadapi ancaman penghentian. Hal ini disebabkan oleh defisit anggaran yang signifikan, mengancam kelanjutan program yang telah menyajikan 1.000 porsi takjil setiap hari sejak awal Ramadan.

Ketua Panitia Ramadhan Masjid Syuhada 1446 H, Abda Syahirul Alim, menjelaskan bahwa awalnya, pendanaan program ini bersumber dari kotak infak masjid. Pada pekan pertama Ramadan, penggalangan dana melalui kotak infak berhasil mengumpulkan Rp 150 juta, memungkinkan panitia untuk menyediakan menu berbuka puasa yang beragam dan melimpah. Antusiasme jemaah yang berdonasi cukup tinggi memberikan angin segar bagi keberlangsungan program ini. Namun, kondisi keuangan program ini memburuk secara drastis di pertengahan bulan. Syahirul menyatakan bahwa sejak tanggal 13 hingga 16 Maret, panitia telah mengalami kekurangan dana yang cukup signifikan, bahkan sampai harus berutang kepada penyedia katering.

"Pada akhirnya pada tanggal 16 Maret, kita memang sudah tidak memiliki dana," ujar Syahirul. Kondisi ini memaksa panitia untuk mengambil langkah-langkah darurat guna memastikan program takjil tetap berjalan. Pihak panitia kini mengandalkan donasi dari masyarakat untuk menutupi defisit anggaran tersebut dan melunasi utang kepada pihak katering.

Upaya penggalangan dana kini dilakukan melalui media sosial Instagram, dengan mencantumkan rekening resmi Masjid Agung Syuhada, yakni BSI 4111123240 a.n LAZIS MASJID SYUHADA. Panitia berharap, dengan memanfaatkan platform digital ini, jangkauan donasi dapat diperluas dan dana yang dibutuhkan segera terkumpul. Selain itu, beberapa pengajian di Masjid Syuhada turut serta membantu dengan menjalin kerjasama dengan Masjid Jogokaryan untuk menyediakan takjil selama beberapa hari ke depan.

"Untuk menu berbuka dari tanggal 17 Maret hingga 22 Maret, sudah ada beberapa pengajian yang akan menanggung kebutuhan tersebut," terang Syahirul. Akan tetapi, untuk keberlangsungan program setelah tanggal 22 Maret, panitia masih sangat bergantung pada donasi yang masuk. Untuk menjaga keberlangsungan program, panitia juga mempertimbangkan untuk merasionalisasi jumlah porsi takjil yang disediakan, dengan harapan agar program "Jelajah Nusantara" dapat tetap berjalan meski dalam kondisi keterbatasan dana.

Keberhasilan program "Jelajah Nusantara" ini sangat bergantung pada partisipasi dan kepedulian masyarakat. Donasi dari masyarakat luas sangat diharapkan untuk memastikan program ini tetap dapat berbagi berkah Ramadan kepada masyarakat yang membutuhkan.