Insiden Lamaran Palsu di Restoran Mewah Hawaii Picu Kontroversi di Media Sosial
Insiden Lamaran Palsu di Restoran Mewah Hawaii Picu Kontroversi di Media Sosial
Sebuah aksi pasangan suami istri yang pura-pura melakukan lamaran di restoran mewah Moana Surfrider di Honolulu, Hawaii, telah memicu perdebatan sengit di media sosial. Jaela Bumpas, wanita asal Los Angeles, mengunggah video yang memperlihatkan dirinya 'dilamar' oleh suaminya di restoran tersebut. Video tersebut, yang awalnya dimaksudkan sebagai candaan untuk mendapatkan minuman gratis, telah ditonton lebih dari 38,2 juta kali dan menuai beragam reaksi, mulai dari kecaman hingga pembelaan.
Dalam video tersebut, terlihat suami Bumpas berlutut di hadapannya, memasang cincin, dan mengangkatnya layaknya adegan lamaran sesungguhnya. Para pengunjung restoran yang menyaksikan kejadian itu tampak bertepuk tangan dan memberikan ucapan selamat. Namun, kenyataannya, pasangan tersebut sudah menikah dan aksi tersebut hanyalah sebuah tipu daya untuk mendapatkan minuman gratis. Pengakuan Bumpas di akun media sosialnya, @jaelaaaab, telah membongkar 'prank' tersebut dan memicu kontroversi besar.
Reaksi netizen terhadap video tersebut terbelah. Banyak yang mengecam tindakan Bumpas dan suaminya, menganggapnya sebagai penipuan dan tindakan tidak terpuji. Sejumlah komentar pedas bermunculan, menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak hanya menipu restoran, tetapi juga menodai sakralitas momen lamaran bagi pasangan yang tulus. Beberapa netizen bahkan menyamakannya dengan pencurian.
- Beberapa komentar netizen yang mengecam:
- "Anda menipu restoran, dan Anda cukup bangga melakukannya hingga mengunggahnya di media sosial."
- "Saya menganggap itu pencurian."
- "Menipu orang lain bukanlah kemenangan yang Anda kira."
- "Orang-orang seperti ini akan merusak sikap manis seperti ini untuk semua orang yang tulus."
Namun, tidak sedikit pula yang membela Bumpas. Beberapa berpendapat bahwa tindakan tersebut tidak termasuk penipuan karena mereka memang sudah menikah. Ada juga yang menyindir dengan mengajukan pertanyaan retoris tentang kebiasaan mendapatkan makanan atau minuman gratis dengan cara yang kurang jujur. Bahkan, Bumpas sendiri menjelaskan kepada Today bahwa margarita gratis yang didapatkannya bukan dari restoran, tetapi dari pelanggan lain.
- Beberapa komentar netizen yang membela:
- "Secara teknis bukan penipuan karena Anda memang menikah."
- "Sebelum kalian mulai menghakimi, pernahkah kalian memalsukan ulang tahun untuk mendapatkan makanan penutup gratis?"
Di luar kontroversi yang terjadi, insiden ini juga menyoroti bagaimana sebuah aksi iseng di media sosial dapat berdampak luas dan memicu perdebatan publik. Aksi Bumpas, yang awalnya dimaksudkan sebagai lelucon, telah menjadi bahan perbincangan dan pembelajaran bagi banyak orang tentang etika dan kesopanan dalam berinteraksi dengan bisnis dan lingkungan sosial.
Lebih lanjut, Bumpas juga mengungkapkan bahwa respon negatif terhadap unggahannya memicu pengalaman yang tidak menyenangkan, termasuk unsur rasisme. Hal ini menunjukkan bahwa viralitas di media sosial dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak terduga, terutama terkait dengan aspek sensitif seperti isu rasisme dan etika moral. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya bijaksana dalam menggunakan media sosial dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diunggah ke platform publik.
Kejadian ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, ada juga pasangan lain yang melakukan hal serupa, tetapi dengan akhir cerita yang berbeda. Pasangan Adam dan Corrine, yang awalnya melakukan lamaran palsu untuk mendapatkan minuman gratis, akhirnya benar-benar bertunangan setelah kejadian tersebut.