Kemenperin Akselerasi Sembilan Subsektor Industri Menuju Perdagangan Karbon 2027
Kemenperin Akselerasi Sembilan Subsektor Industri Menuju Perdagangan Karbon 2027
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan target ambisius untuk melibatkan sembilan subsektor industri dalam skema perdagangan karbon (carbon trading) pada tahun 2027. Langkah ini merupakan bagian integral dari komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target Net Zero Emission (NZE). Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, Andi Rizaldi, mengungkapkan sembilan subsektor yang ditargetkan tersebut meliputi:
- Semen
- Tekstil
- Baja atau Logam
- Pulp dan Kertas
- Keramik dan Kaca
- Makanan dan Minuman
- Pupuk
- Alat Transportasi
- Kimia
Rizaldi menjelaskan bahwa pencapaian target ini memerlukan waktu persiapan yang memadai, termasuk pengumpulan data inventaris emisi minimal selama dua tahun. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini. Kolaborasi tersebut akan mempercepat proses dan memastikan efektivitas program pengurangan emisi di sektor industri. Salah satu strategi kunci adalah penyederhanaan administrasi pelaporan emisi industri melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). Dengan sistem ini, industri diharapkan dapat mengurangi beban administratif dan cukup melaporkan data emisi mereka sekali melalui SIINas.
Langkah ini selaras dengan komitmen Kemenperin untuk mencapai target NZE di sektor industri pada tahun 2050, jauh lebih cepat dari target nasional di tahun 2060. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam Rapat Kerja Kemenperin mengenai Penyusunan Rencana Aksi Dekarbonisasi sektor Industri, menegaskan komitmen ini sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim. Inisiatif ini menandai langkah signifikan dalam mendorong industri nasional untuk bertransformasi menuju praktik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Keberhasilan program ini akan berdampak positif terhadap upaya nasional dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan mendukung target pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Kemenperin akan terus berupaya untuk memfasilitasi dan mendukung industri dalam proses transisi ini. Program edukasi, pelatihan, dan dukungan teknis akan menjadi bagian penting dalam memastikan kesiapan industri dalam menghadapi tantangan dan peluang dari perdagangan karbon. Dengan sinergi yang kuat antar berbagai pemangku kepentingan, diharapkan target ambisius ini dapat tercapai dan memberikan kontribusi signifikan dalam upaya global melawan perubahan iklim. Komitmen dan strategi yang terukur ini akan memastikan Indonesia dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi perubahan iklim global.
Perlu diingat bahwa proses transisi ini membutuhkan adaptasi dan inovasi yang berkelanjutan dari industri. Kemenperin berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan sektor industri untuk memastikan transisi ini berjalan lancar dan terukur.