Peringatan Nuzulul Quran: Refleksi dan Implementasi Ayat Suci dalam Kehidupan

Peringatan Nuzulul Quran: Refleksi dan Implementasi Ayat Suci dalam Kehidupan

Pada tanggal 17 Ramadan 1446 H, bertepatan dengan 17 Maret 2025 M, umat Islam memperingati Nuzulul Quran, peristiwa monumental turunnya Al-Quran secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril. Peristiwa ini bukan sekadar momen peringatan historis, melainkan panggilan untuk merenungkan makna dan mengimplementasikan ajaran suci tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Nuzulul Quran menandai dimulainya wahyu ilahi yang akan menjadi pedoman hidup umat manusia hingga akhir zaman.

Hadits riwayat Ibnu Abbas RA menjelaskan proses penurunan Al-Quran yang berlangsung dalam dua tahap. Pertama, Al-Quran diturunkan secara sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar. Tahap kedua, wahyu tersebut diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 23 tahun. Proses penurunan yang bertahap ini menuntut pemahaman dan penghayatan yang mendalam dari setiap ayat suci, mengingat konteks dan situasi turunnya ayat tersebut.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumut, Mahmud Yunus Daulay, dalam kultumnya di detikSumut, menekankan pentingnya memahami Surat Al-Baqarah ayat 185 yang menjelaskan tentang bulan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran. Ayat ini menjadi pengingat akan pentingnya menghayati dan mengamalkan isi Al-Quran. Mahmud juga menjelaskan bahwa wahyu pertama, Al-Alaq ayat 1-5, turun di Gua Hira, menandai dimulainya kerasulan Nabi Muhammad SAW. Tanggal 17 Ramadan dipilih sebagai hari peringatan Nuzulul Quran karena bertepatan dengan turunnya wahyu pertama dari Baitul Izzah (langit dunia) ke bumi.

Lebih dari sekedar membaca, memahami, dan menghafal Al-Quran, Mahmud menekankan pentingnya mengimplementasikan ajaran Al-Quran dalam kehidupan nyata. Hal ini sejalan dengan Surat Al-Anfal ayat 2, yang menjelaskan bahwa tanda orang beriman adalah hatinya yang khusyuk ketika mengingat Allah SWT dan bertambah imannya ketika mendengarkan ayat-ayat-Nya. Pengamalan Al-Quran bukanlah sekedar untuk meraih pahala semata, melainkan untuk membimbing kehidupan menuju kebaikan dan keberkahan.

Namun, mengabaikan atau menentang ajaran Al-Quran akan berdampak buruk bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Mahmud mengutip Surat Taha ayat 124 yang menjelaskan ancaman bagi mereka yang mengabaikan peringatan Allah SWT. Ayat ini menjadi peringatan keras agar kita selalu berupaya untuk mengamalkan isi Al-Quran dalam setiap aspek kehidupan. Tidak cukup hanya dengan membaca atau memahami, tetapi harus diimplementasikan dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Kehidupan yang dijalani selaras dengan Al-Quran akan membawa keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, sedangkan sebaliknya akan berakibat pada kesempitan hidup di dunia dan kebutaan di akhirat. Semoga peringatan Nuzulul Quran ini menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan kita.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Proses Penurunan Al-Quran: Diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, dimulai dari wahyu pertama di Gua Hira.
  • Makna Nuzulul Quran: Lebih dari sekedar peringatan historis, melainkan panggilan untuk mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
  • Implementasi Al-Quran: Bukan hanya membaca dan menghafal, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan nyata.
  • Konsekuensi Mengabaikan Al-Quran: Ancaman bagi mereka yang berpaling dari peringatan Allah SWT, baik di dunia maupun akhirat.
  • Pentingnya Keimanan: Keimanan yang sejati ditunjukkan dengan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan.