Wamentan Dorong Peningkatan Kapasitas Serapan Beras Bulog hingga 50.000 Ton Per Hari
Wamentan Dorong Peningkatan Kapasitas Serapan Beras Bulog hingga 50.000 Ton Per Hari
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengungkapkan ambisi besar untuk meningkatkan kapasitas penyerapan beras oleh Perum Bulog. Target yang dicanangkan mencapai angka signifikan, yakni 50.000 ton beras per hari. Saat ini, menurutnya, Bulog telah mampu menyerap lebih dari 20.000 ton beras setiap harinya, namun peningkatan kapasitas tersebut dinilai krusial untuk menstabilkan harga gabah di pasaran dan menjaga ketahanan pangan nasional.
"Kemampuan Bulog dalam menyerap beras saat ini sudah cukup baik, namun kita harus berupaya untuk meningkatkannya secara signifikan," ujar Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat. Wamentan yang juga menjabat sebagai Kepala Dewan Pengawas Perum Bulog ini menekankan pentingnya target tersebut untuk melindungi petani dan menjamin pasokan beras nasional tetap terjaga.
Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa hingga pertengahan Maret 2025, Bulog telah berhasil menyerap sekitar 350.000 ton setara beras. Angka ini, meskipun cukup besar, masih jauh dari target penyerapan yang lebih ambisius. Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan target serapan beras Bulog sebesar tiga juta ton hingga April 2025. Sudaryono menegaskan komitmennya untuk mencapai target tersebut, meski mengakui bahwa target ideal yang lebih realistis berkisar dua juta ton.
Lebih lanjut, Wamentan menjelaskan konsekuensi yang mungkin terjadi jika target penyerapan beras Bulog tidak tercapai. "Jika penyerapan beras tidak optimal, maka harga gabah akan cenderung jatuh," tegasnya. Hal ini akan berdampak negatif terhadap semangat bertani para petani Indonesia. Penurunan harga gabah akan berdampak pada pendapatan petani, sehingga mengurangi minat mereka untuk melanjutkan kegiatan pertanian. Akibatnya, hal ini dapat mengancam ketahanan pangan nasional jangka panjang.
Oleh karena itu, Sudaryono mendesak Bulog untuk mengoptimalkan kinerja penyerapan beras, terutama selama Maret dan April. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dan koordinasi yang baik antara Bulog dengan para stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah dan petani. Dengan peningkatan kapasitas penyerapan beras, diharapkan harga gabah dapat terjaga kestabilannya dan cadangan pangan nasional dapat diperkuat. Hal ini akan berdampak positif terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan Indonesia secara keseluruhan.
Wamentan juga menambahkan bahwa upaya peningkatan kapasitas Bulog ini tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah penyerapan, tetapi juga pada efisiensi dan efektivitas proses penyerapan agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Pihaknya berjanji akan terus mengawasi dan memberikan dukungan penuh kepada Bulog dalam menjalankan tugasnya sebagai penyangga harga dan stabilisator pangan nasional.
Berikut beberapa poin penting yang menjadi fokus peningkatan kapasitas penyerapan beras Bulog:
- Peningkatan infrastruktur dan teknologi untuk mempercepat proses pengadaan dan penyimpanan beras.
- Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan para petani dan pihak terkait lainnya.
- Pemantauan dan evaluasi yang ketat terhadap proses penyerapan beras.
- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan beras.
Dengan strategi yang komprehensif dan terintegrasi, diharapkan target penyerapan beras Bulog dapat tercapai dan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan nasional.