Mendikbudristek Dorong Implementasi Metode Peer Teaching: Suatu Inovasi Pembelajaran Terinspirasi Tradisi Keislaman
Mendikbudristek Dorong Implementasi Metode Peer Teaching: Suatu Inovasi Pembelajaran Terinspirasi Tradisi Keislaman
Dalam rangka memperingati Nuzulul Quran, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu'ti, baru-baru ini menyoroti metode pembelajaran peer teaching sebagai pendekatan inovatif yang relevan dengan konteks pendidikan Indonesia. Beliau menghubungkan metode ini dengan tradisi belajar di masa Rasulullah SAW, di mana para sahabat secara aktif terlibat dalam proses memahami dan menyebarkan wahyu ilahi. Mendikbudristek menekankan bagaimana proses pembelajaran yang dinamis dan kolaboratif ini telah membentuk basis pengetahuan dan literasi masyarakat Arab kala itu, sekaligus mentransformasikan tradisi lisan menjadi tradisi tulisan.
Proses penyampaian wahyu Al-Quran kepada para sahabat dan selanjutnya dipelajari secara bersama-sama, menurut Mendikbudristek, merupakan wujud nyata dari peer teaching. Para sahabat saling mengajari, mengoreksi, dan menghafal Al-Quran secara kolektif. Hal ini menunjukkan pentingnya interaksi dan kolaborasi dalam proses belajar mengajar, jauh sebelum metode-metode modern dikenal. Tradisi pembelajaran yang kuat ini, lanjut Mendikbudristek, menjadi tonggak bersejarah dalam transformasi kebudayaan Arab, dari masyarakat yang mengandalkan tradisi lisan yang kuat, khususnya dalam bentuk puisi dan syair yang memuji kebanggaan suku, menuju era literasi yang berbasis tulisan.
Peralihan dari tradisi lisan ke tulisan, yang dipicu oleh penyebaran Al-Quran, merupakan proses evolusi penting yang membawa masyarakat Arab memasuki babak baru dalam sejarah peradabannya. Kemampuan membaca, yang muncul sebagai konsekuensi dari tradisi penulisan, menjadi salah satu faktor kunci dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kemudian hari. Mendikbudristek menegaskan keterkaitan erat antara peer teaching, sejarah membaca, dan Al-Quran sebagai pendorong utama proses transformasi ini.
Penerapan Peer Teaching di Era Modern
Di era modern, metode peer teaching telah diadopsi oleh beberapa sekolah, sebagai contoh SMPK Penabur Depok, Jawa Barat. Dalam konteks sekolah, peer teaching diartikan sebagai metode di mana siswa berperan sebagai tutor sebaya, saling mengajar dan belajar satu sama lain. Manfaat metode ini, selain memperkuat pemahaman materi, juga memupuk rasa saling menghargai dan mengerti antar siswa. Proses belajar mengajar yang kolaboratif ini mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan siswa.
Penerapan peer teaching yang efektif membutuhkan beberapa poin penting, yaitu:
- Bantuan: Siswa saling membantu dalam mengatasi kesulitan belajar.
- Arahan: Bimbingan dari siswa yang lebih paham kepada siswa yang masih kesulitan.
- Petunjuk: Penjelasan dan langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan tugas.
- Bimbingan: Pendampingan dan koreksi dari guru atau tutor yang lebih berpengalaman.
- Motivasi: Dorongan dan semangat untuk belajar dan berkembang.
Metode ini biasanya diimplementasikan dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil. Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Evaluasi berkala juga menjadi bagian penting untuk mengukur efektivitas metode peer teaching.
Kesimpulannya, Mendikbudristek mendorong penerapan metode peer teaching sebagai inovasi pembelajaran yang relevan dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini. Inspirasi dari tradisi keislaman di masa Rasulullah SAW menunjukkan bahwa metode ini terbukti efektif dan mampu mendorong terbentuknya masyarakat yang berpengetahuan dan berbudaya.