Banjir Kiriman dari Bogor Lumpuhkan Kampung Lebak, Bekasi: Ratusan Warga Mengungsi
Banjir Kiriman dari Bogor Lumpuhkan Kampung Lebak, Bekasi: Ratusan Warga Mengungsi
Bencana banjir kiriman dari wilayah Bogor melanda Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara pada Selasa, 4 Maret 2025, mengakibatkan ratusan rumah terendam dan ratusan warga terpaksa mengungsi. Data yang dihimpun dari berbagai sumber mengindikasikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat di dua Rukun Tetangga (RT) setempat.
Ketua RT 06 RW 002, Pungut (72), melaporkan bahwa sebanyak 245 rumah terdampak banjir. Rinciannya, 92 rumah di RT 06 dan 153 rumah di RT 07 terendam air. Pungut menjelaskan bahwa air mulai naik secara signifikan sejak pukul 01.00 WIB dini hari. Ia menegaskan bahwa banjir ini merupakan kiriman dari Bogor, melalui aliran Sungai Ciliwung yang bermuara ke Kali Bekasi di belakang permukiman tersebut. Kondisi ini menyulitkan warga karena kecepatan naiknya air yang cukup drastis.
Akibatnya, warga yang rumahnya terendam air terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman. Laporan dari lapangan menyebutkan warga mengungsi di beberapa titik, antara lain pinggir jalan, lantai dua mushala, dan lantai dua rumah warga yang lebih tinggi. Tingginya debit air memaksa sebagian besar warga meninggalkan rumah mereka dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman untuk menghindari bahaya yang lebih besar.
Hasanuddin, anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), memberikan konfirmasi terkait jumlah keluarga yang terdampak. Ia menyebutkan sekitar 300 keluarga di dua RT Kampung Lebak terdampak langsung bencana ini. Lebih lanjut, Hasanuddin melaporkan bahwa setidaknya 47 keluarga telah mengungsi ke lantai dua mushala RT 06 sejak Senin malam. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian air.
Pantauan langsung di lokasi sekitar pukul 08.10 WIB menunjukkan kondisi memprihatinkan. Kedua RT di Kampung Lebak terendam banjir dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa, atau sekitar 150 sentimeter. Seorang warga, Muji (52), menuturkan bahwa air mulai naik sejak pukul 02.00 WIB dengan ketinggian sekitar mata kaki. Namun, dalam beberapa jam berikutnya, ketinggian air meningkat drastis hingga mencapai dada orang dewasa, memaksa puluhan warga untuk segera mengungsi.
Di sepanjang pinggir jalan di RT 06 dan RT 07 yang belum tergenang, tampak pemandangan menyedihkan. Barang-barang milik warga yang terdampak banjir tertumpuk di sana. Berbagai perabotan rumah tangga seperti kasur, kulkas, rice cooker, lemari, dan pakaian berserakan. Bahkan, ada tenda kemah yang digunakan sebagai tempat tidur darurat bagi anak-anak. Warga tampak bertahan di pinggir jalan, menunggu surutnya air dan berharap bantuan segera datang.
Situasi ini menuntut respon cepat dari pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Perlu segera dilakukan upaya evakuasi, penyediaan tempat pengungsian yang layak, serta bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi. Selain itu, investigasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan meningkatkan sistem peringatan dini bencana banjir.
Kondisi terkini di lokasi menunjukkan kebutuhan mendesak akan bantuan pemerintah dan relawan.