Tunas Sawa Erma Group: Menuju Net Zero Emissions 2050 dengan Strategi Terukur dan Berbasis Sains

Tunas Sawa Erma Group: Menuju Net Zero Emissions 2050 dengan Strategi Terukur dan Berbasis Sains

Sektor kehutanan, pertanian, dan penggunaan lahan (FLAG) berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global, mencapai 22 persen, menempati posisi kedua setelah sektor energi dan industri. Paradoksnya, sektor ini juga sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Menyadari urgensi mitigasi perubahan iklim, Tunas Sawa Erma (TSE) Group, sebuah perusahaan Indonesia yang beroperasi di sektor FLAG, telah mengambil langkah proaktif dengan bergabung dalam Science Based Targets initiative (SBTi). Langkah ini menandai komitmen perusahaan dalam upaya global menuju net zero emissions pada tahun 2050.

SBTi, sebuah inisiatif global yang menyediakan standar dan panduan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) berbasis sains, telah memvalidasi roadmap TSE Group. Keikutsertaan TSE Group, yang terdiri dari PT Tunas Sawa Erma, PT Berkat Cipta Abadi, PT Papua Agro Lestari (beroperasi di Papua Selatan), dan PT Gelora Mandiri Membangun (beroperasi di Maluku Utara), menunjukkan komitmen nyata perusahaan untuk mengurangi jejak karbonnya. Lebih dari 4.000 perusahaan di seluruh dunia telah bergabung dengan SBTi, menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran dan upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Direktur TSE Group, Luwy Leunufna, menjelaskan strategi perusahaan untuk mencapai target net zero emissions. Strategi tersebut mencakup beberapa tahapan, antara lain pembangunan Biogas Power Plant bertahap di lima lokasi, penggunaan kendaraan listrik (EV), peralihan dari biodiesel ke tenaga biogas dan solar panel, serta penggantian pupuk kimia dengan pupuk organik. "Semua ini akan kita lakukan secara bertahap, namun konsisten," ujar Luwy. TSE Group menargetkan hasil yang signifikan mulai terlihat pada tahun 2040, mengarah pada pencapaian net zero emissions pada tahun 2050.

Roadmap TSE Group yang telah disetujui SBTi pada 13 Februari lalu, mencakup target jangka pendek dan panjang. Target jangka pendek meliputi pengurangan emisi GRK lingkup 1 dan 2 absolut sebesar 58,8 persen pada tahun 2034 (dibandingkan tahun 2022), dan pengurangan emisi GRK lingkup 3 absolut sebesar 35 persen dalam periode yang sama. Sementara itu, target jangka panjangnya adalah pengurangan emisi GRK lingkup 1, 2, dan 3 absolut sebesar 90 persen pada tahun 2050. Komitmen TSE Group juga mencakup penghentian deforestasi di seluruh komoditas utamanya.

Keberhasilan TSE Group dalam mendapatkan validasi dari SBTi menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara lingkungan. Langkah ini tidak hanya berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim, tetapi juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan dalam pengelolaan emisi GRK. Penerapan strategi yang terukur dan berbasis sains ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain di sektor FLAG, mendorong upaya kolektif menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Secara keseluruhan, komitmen TSE Group ini menunjukan sebuah upaya nyata dari sektor swasta di Indonesia untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim global. Dengan strategi yang terencana dan terukur, TSE Group memberikan contoh yang baik bagi perusahaan lain dalam upaya mencapai net zero emissions.