Curah Hujan Ekstrem Picu Bencana Tanah Bergerak di Kampung Adat Nua Olo, Ngada

Curah Hujan Ekstrem Picu Bencana Tanah Bergerak di Kampung Adat Nua Olo, Ngada

Bencana tanah bergerak yang terjadi di Kampung Adat Nua Olo, Desa Bowaru, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Februari 2025, telah mengakibatkan dampak signifikan terhadap 15 kepala keluarga (KK). Peristiwa ini dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi selama beberapa bulan terakhir, yang menyebabkan tanah mengalami pergeseran hingga 30-35 sentimeter. Pergeseran tanah yang terjadi di tengah permukiman warga telah menyebabkan kerusakan pada rumah-rumah dan perkebunan, memaksa sebagian besar warga untuk melakukan evakuasi mandiri ke lokasi yang lebih aman. Kondisi ini semakin diperparah oleh fakta bahwa pergerakan tanah di wilayah tersebut telah berlangsung lama, namun intensitas hujan yang ekstrem pada tahun 2025 telah memicu dampak yang jauh lebih besar dan merusak.

Hironimus Da’e, Sekretaris Desa Bowaru, menjelaskan bahwa dampak bencana ini tidak hanya bersifat fisik. Selain kerusakan rumah dan perkebunan, bencana ini juga berdampak pada psikologis warga. Ketakutan akan pergerakan tanah susulan dan ketidakpastian masa depan menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat. Meskipun sebagian warga telah memilih untuk mengungsi, masih ada beberapa keluarga yang bertahan di lokasi, menghadapi risiko yang signifikan. Pemerintah Desa Bowaru telah melaporkan kejadian ini kepada berbagai instansi terkait, termasuk Pemerintah Daerah Ngada, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngada, Bupati Ngada, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ngada. Langkah-langkah respon darurat telah dilakukan, termasuk peninjauan lapangan oleh BPBD, Komisi 1 DPRD Ngada, dan pihak kecamatan untuk menilai kondisi di lokasi bencana serta mencari lokasi relokasi yang aman bagi warga terdampak.

Upaya relokasi ini menjadi prioritas utama mengingat kondisi tanah yang tidak stabil dan ancaman pergerakan tanah susulan. Proses relokasi ini membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat. Selain itu, dibutuhkan pula bantuan berupa material bangunan, bantuan logistik, dan dukungan psikologis untuk membantu para korban bencana tanah bergerak di Kampung Adat Nua Olo agar mereka dapat membangun kembali kehidupan mereka.

Pemerintah Kabupaten Ngada, melalui BPBD, juga memiliki peran penting dalam melakukan langkah-langkah pencegahan bencana serupa di masa mendatang. Hal ini bisa dilakukan melalui studi geologi untuk identifikasi wilayah rawan bencana tanah bergerak dan pembuatan sistem peringatan dini yang efektif. Selain itu, edukasi dan pelatihan bagi masyarakat tentang mitigasi bencana juga sangat penting guna mengurangi dampak bencana di masa depan.

Berikut poin-poin penting terkait bencana ini:

  • Bencana tanah bergerak terjadi di Kampung Adat Nua Olo, Desa Bowaru, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, NTT.
  • Terjadi pada Februari 2025, dipicu oleh curah hujan tinggi dalam beberapa bulan terakhir.
  • Pergeseran tanah mencapai 30-35 sentimeter, menyebabkan kerusakan rumah dan perkebunan.
  • 15 KK terdampak, sebagian telah mengungsi.
  • Pemerintah Desa telah melaporkan kejadian ini kepada Pemerintah Daerah Ngada, BPBD, Bupati, dan DPRD.
  • BPBD, Komisi 1 DPRD Ngada, dan pihak kecamatan telah meninjau lokasi dan mencari lokasi relokasi.
  • Pergerakan tanah telah berlangsung lama, namun dampak terbesar terjadi pada tahun 2025.