Menyeimbangkan Istirahat dan Peran Ibu Baru: Strategi Mendapatkan Tidur Nyenyak Pasca Persalinan

Menyeimbangkan Istirahat dan Peran Ibu Baru: Strategi Mendapatkan Tidur Nyenyak Pasca Persalinan

Kehadiran buah hati merupakan berkah yang tak terkira, namun bagi para ibu baru, tantangan besar seringkali muncul dalam bentuk kurangnya waktu istirahat. Bayi yang masih berusia di bawah empat bulan, dengan pola tidur yang belum teratur, seringkali terbangun di tengah malam untuk menyusu atau karena popok yang penuh. Tangisan bayi di tengah malam, meskipun hal yang normal, seringkali menimbulkan kecemasan dan mengganggu kualitas tidur ibu. Akibatnya, ibu baru kerap mengalami kelelahan dan kesulitan untuk kembali tidur nyenyak, berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa mendapatkan tidur yang cukup bukanlah hal yang mustahil. Dengan strategi yang tepat, ibu baru dapat memaksimalkan waktu istirahat mereka dan memulihkan energi yang dibutuhkan untuk merawat bayi. Certified Sleep & Recovery Coach, Vishal Dasani, dalam perayaan World Sleep Day di The Westin Jakarta, Jumat (14/3/2025), memberikan beberapa saran praktis untuk membantu ibu baru mendapatkan tidur yang lebih berkualitas:

  • Kerjasama Tim: Salah satu kunci utama adalah pembagian tugas yang adil dengan pasangan. Setelah persalinan, perubahan hormon estrogen dan progesteron, yang berperan dalam mendorong tidur, mengalami fluktuasi dan membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk kembali normal. Oleh karena itu, peran aktif suami dalam mengurus bayi sangat krusial untuk memberikan ibu kesempatan beristirahat.

  • Pisahkan Area Tidur dan Aktivitas: Hindari melakukan aktivitas selain tidur di tempat tidur. Membuat tempat tidur hanya untuk beristirahat dan tidur membantu menciptakan asosiasi positif antara tempat tidur dan istirahat, meningkatkan kualitas tidur. Lakukan aktivitas lain di area berbeda.

  • Atur Ritme Sirkadian: Ritme sirkadian, jam internal tubuh yang mengatur siklus tidur-bangun, dapat terganggu oleh pola tidur bayi yang tidak teratur. Untuk mengembalikan ritme sirkadian, peroleh paparan sinar matahari pagi dan lakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki. Konsumsi makanan sehat dan teratur juga membantu menjaga level energi dan mendukung produksi ASI.

  • Menyusui dalam Pencahayaan Redup: Saat menyusui di malam hari, minimalisir pencahayaan. Pencahayaan yang redup membantu mencegah gangguan tidur. Hormon prolaktin yang dilepaskan saat menyusui sebenarnya membantu meningkatkan rasa kantuk, asalkan lingkungan tetap tenang dan tidak terlalu menstimulasi. Untuk ibu yang menggunakan susu formula, pastikan perlengkapannya mudah dijangkau agar ibu tidak perlu bangun terlalu sering dan bergerak banyak.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten, ibu baru dapat meningkatkan kualitas tidur, memulihkan energi, dan menghadapi tantangan peran baru mereka dengan lebih baik. Ingatlah bahwa istirahat yang cukup merupakan investasi penting bagi kesehatan fisik dan mental ibu, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada perkembangan dan kesejahteraan bayi.