Bau Sampah RDF Rorotan Ganggu Kesehatan Warga, Bocah 5 Tahun Sampaikan Keluhan Lewat Surat
Bau Sampah RDF Rorotan Ganggu Kesehatan Warga, Bocah 5 Tahun Sampaikan Keluhan Lewat Surat
Seorang anak berusia 5 tahun, Kefas, warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC) Klaster Shinano RT 18, RW 14, secara unik menyuarakan keresahannya terkait pencemaran udara akibat bau sampah dari instalasi pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Jakarta Utara. Keluhannya disampaikan melalui sebuah surat tulis tangan yang ditujukan kepada Ketua RT setempat, Wahyu Andre Maryono. Surat tersebut, yang ditulis dengan pensil di secarik kertas, mencerminkan keprihatinan anak tersebut terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pabrik RDF tersebut.
Dalam suratnya, Kefas dengan polos namun lugas mengungkapkan bahwa bau menyengat dari sampah RDF membuat nafsu makannya hilang. "Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas enggak doyan makan," tulis Kefas dalam surat tersebut, yang kemudian diteruskan kepada Ketua RT oleh orang tua Kefas. Selain itu, bocah tersebut juga secara spontan meminta agar lokasi instalasi RDF dipindahkan, berharap agar lingkungan tempat tinggalnya bebas dari bau tak sedap yang mengganggu kesehatan dan kenyamanan. "Tempat sampah jangan di situ, buang jauh-jauh. Terima kasih, dari Kefas," demikian penutup surat yang menyentuh tersebut.
Kejadian ini menyoroti permasalahan serius terkait dampak lingkungan dari instalasi pengolahan sampah RDF Rorotan terhadap permukiman warga sekitar. Meskipun jarak Perumahan JGC dengan instalasi RDF tersebut sekitar 800 meter, bau busuk sampah yang menyengat tetap terasa hingga ke kawasan perumahan elit tersebut. Keluhan warga JGC tak hanya sebatas bau sampah, tetapi juga mencakup aroma kotoran dan asap hitam pekat yang kerap terlihat keluar dari cerobong asap instalasi RDF. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian bau dan emisi di instalasi tersebut perlu dievaluasi dan ditingkatkan secara signifikan.
Surat dari Kefas menjadi representasi dari keresahan warga JGC secara umum. Kejadian ini mengungkapkan betapa seriusnya dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh instalasi RDF Rorotan terhadap kesehatan dan kualitas hidup warga, terutama anak-anak. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap proyek pembangunan dan pengolahan sampah, serta memastikan terlaksananya pengawasan yang ketat agar dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat dapat diminimalisir.
Pemerintah dan pihak terkait perlu segera menindaklanjuti keluhan warga ini dengan melakukan berbagai langkah. Langkah tersebut dapat berupa peningkatan teknologi pengolahan sampah di instalasi RDF untuk meminimalisir bau dan emisi berbahaya, penambahan sistem filterisasi udara yang lebih efektif, hingga melakukan penataan ulang lokasi instalasi jika memang diperlukan. Selain itu, perlu adanya komunikasi yang lebih intensif antara pemerintah dengan warga JGC untuk mencari solusi terbaik guna mengatasi masalah ini dan memastikan terwujudnya lingkungan yang sehat dan layak huni bagi seluruh warga.
Kejadian ini juga menunjukkan betapa pentingnya kepedulian lingkungan perlu ditanamkan sejak dini. Surat sederhana dari Kefas menjadi bukti nyata bagaimana dampak buruk lingkungan dapat dirasakan dan diungkapkan oleh siapa pun, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Hal ini menjadi sebuah pembelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.