Serangan Udara AS di Yaman: Respons atas Eskalasi Serangan Houthi dan Ancaman terhadap Perdagangan Global

Serangan Udara AS di Yaman: Respons atas Eskalasi Serangan Houthi dan Ancaman terhadap Perdagangan Global

Amerika Serikat melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman pada Sabtu, 15 Maret 2025. Serangan yang menewaskan sedikitnya 53 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta melukai 98 orang lainnya ini, dipicu oleh meningkatnya agresi Houthi yang mengancam kepentingan Amerika Serikat dan stabilitas perdagangan global. Kementerian Kesehatan Houthi merilis angka korban jiwa tersebut, sementara media yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan adanya gelombang serangan udara lanjutan pada Minggu malam, 16 Maret 2025, yang menargetkan sebuah pabrik pemintalan kapas di wilayah barat Hodeida.

Serangan tersebut merupakan respons langsung terhadap serangkaian serangan rudal dan drone yang dilancarkan Houthi, yang didukung Iran, terhadap kapal-kapal yang memiliki keterkaitan dengan Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Houthi mengklaim serangan-serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dan sebagai protes terhadap blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza. Lebih dari 100 serangan telah dilakukan, mengakibatkan dua kapal tenggelam dan tewasnya empat pelaut. Meskipun sebagian besar serangan berhasil digagalkan, ancaman tersebut telah menimbulkan gangguan serius pada jalur pelayaran internasional di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab Al Mandab, dan Teluk Aden, yang berdampak pada perdagangan global dan menimbulkan kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai miliaran dolar AS. Meskipun gencatan senjata di Gaza telah berlaku sejak Januari 2025, Houthi kembali mengancam akan menyerang kapal-kapal Israel dan sekutunya pada Rabu, 12 Maret 2025, meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Presiden Amerika Serikat, dalam pernyataan tegasnya, menyatakan bahwa serangan Houthi terhadap kepentingan Amerika tidak akan ditoleransi. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat mengerahkan kekuatan militer yang signifikan, termasuk kapal induk USS Harry S Truman, tiga kapal perusak, satu kapal penjelajah, dan kapal selam USS Georgia, untuk melancarkan serangan presisi yang menargetkan basis pertahanan, pemimpin, dan sistem rudal Houthi. Selain serangan militer, pemerintahan AS meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran, yang dituduh memberikan dukungan kepada Houthi. Langkah ini juga mencakup penambahan kembali Houthi ke dalam daftar organisasi teroris asing (Foreign Terrorist Organization), yang memungkinkan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada individu dan entitas yang memberikan dukungan material kepada kelompok tersebut.

Konflik di Yaman telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan serangan udara AS ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik yang kompleks dan berdampak luas ini. Dampak kemanusiaan dari serangan tersebut sangat mengkhawatirkan, menambah beban penderitaan bagi penduduk sipil Yaman yang sudah menderita akibat perang berkelanjutan. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan stabilitas regional dan dampak jangka panjangnya terhadap perdagangan global dan keamanan maritim.

Daftar poin penting terkait serangan udara AS di Yaman:

  • Serangan udara menewaskan 53 orang dan melukai 98 orang lainnya.
  • Serangan tersebut merupakan respons terhadap peningkatan serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang memiliki keterkaitan dengan AS dan sekutunya.
  • Houthi telah melancarkan lebih dari 100 serangan rudal dan drone.
  • Serangan Houthi telah menyebabkan gangguan signifikan terhadap perdagangan global.
  • AS mengerahkan kekuatan militer yang signifikan dalam operasinya.
  • AS meningkatkan tekanan terhadap Iran atas dukungannya terhadap Houthi.
  • AS kembali memasukkan Houthi ke dalam daftar organisasi teroris asing.