Astra International Bukukan Pendapatan Rp 133 Triliun di Tahun 2024, Sektor Otomotif Tetap Menjadi Pilar Utama
Astra International Raih Pendapatan Rp 133 Triliun di Tahun 2024
PT Astra International Tbk (ASII) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif di tahun 2024, dengan total pendapatan mencapai angka fantastis Rp 133 triliun. Kontribusi signifikan terhadap pencapaian ini datang dari sektor otomotif yang menyumbang sebesar 40,2% dari total pendapatan. Meskipun industri otomotif nasional mengalami sedikit perlambatan, Astra International mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,74% secara tahunan (year-on-year/yoy). Keberhasilan ini menandai konsistensi kinerja positif perusahaan selama tiga tahun berturut-turut, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi di tengah tantangan pasar yang dinamis.
Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra, menyatakan bahwa perusahaan terus meningkatkan kinerjanya dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia menekankan konsistensi Astra dalam mencatatkan pertumbuhan sebesar 4% selama tiga tahun terakhir, sebuah bukti ketahanan dan strategi bisnis yang efektif di tengah kondisi pasar yang fluktuatif. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 17 Maret 2025.
Analisis Kinerja Unit Bisnis Otomotif Astra
Secara lebih detil, kinerja masing-masing unit bisnis otomotif Astra menunjukkan dinamika yang menarik. PT Toyota Astra Motor (TAM), sebagai entitas terbesar, mencatatkan pendapatan Rp 1,13 triliun di tahun 2024, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp 687 miliar. Namun, tidak semua anak perusahaan mencatatkan pertumbuhan positif. Beberapa Agen Pemegang Merek (APM) justru mengalami penurunan pendapatan.
- PT Astra Daihatsu Motor (ADM): Menurun dari Rp 3,19 triliun di tahun 2023 menjadi Rp 2,73 triliun di tahun 2024.
- PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI): Mengalami penurunan pendapatan dari Rp 511 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 395 miliar di tahun 2024.
- PT Astra Honda Motor (AHM): Meskipun sedikit melambat dibandingkan tahun 2023 (Rp 4,51 triliun), AHM tetap menjadi penopang utama pendapatan Astra di sektor otomotif dengan pendapatan Rp 4,47 triliun di tahun 2024.
Meskipun terdapat beberapa penurunan pada beberapa APM, Astra tetap optimis. Hal ini terlihat dari pangsa pasar mobil Grup Astra yang mencapai 54% pada bulan Februari 2025. Pihak manajemen berharap momentum libur Lebaran akan mendorong peningkatan permintaan dan aktivitas masyarakat, sehingga dapat memberikan solusi mobilitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Kesimpulannya, Astra International berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemain utama di industri otomotif Indonesia, dengan sektor otomotif tetap menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan. Strategi bisnis yang tepat dan kemampuan beradaptasi terhadap dinamika pasar menjadi kunci keberhasilan Astra dalam mencapai kinerja keuangan yang positif di tahun 2024.