Konsumsi Kurma: Lebih Baik Utuh daripada Olahan
Konsumsi Kurma: Lebih Baik Utuh daripada Olahan
Kurma, buah manis yang kaya manfaat, kerap dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Namun, para ahli gizi mengingatkan akan perbedaan signifikan nilai gizi antara mengonsumsi kurma utuh dan olahannya seperti sari kurma dan air rendaman kurma. Meskipun olahan kurma menawarkan kemudahan dan rasa yang berbeda, manfaat nutrisinya tak dapat menyamai kurma utuh.
Dr. Samuel Oentoro, ahli gizi, menjelaskan bahwa proses pengolahan, khususnya penyaringan pada sari kurma dan air rendaman kurma, menghilangkan komponen penting yang berkontribusi pada manfaat kesehatan. "Sari kurma, misalnya, meningkatkan gula darah lebih cepat karena kandungan utamanya hanya karbohidrat, vitamin, dan mineral. Serat, komponen penting yang berperan dalam mengontrol penyerapan gula, hilang dalam proses penyaringan," ungkap Dr. Oentoro. Kehilangan serat ini berpotensi meningkatkan risiko lonjakan gula darah, terutama jika dikonsumsi secara rutin, dan meningkatkan risiko diabetes.
Lebih lanjut, Dr. Oentoro menekankan pentingnya mengonsumsi kurma dalam bentuk utuh untuk mendapatkan seluruh manfaat nutrisinya. Hal senada disampaikan oleh ahli gizi Fiastuti Witjaksono. Ia menyoroti keraguan akan kemurnian beberapa produk sari kurma di pasaran, yang bahkan mungkin hanya berupa air gula dengan rasa kurma. "Untuk mendapatkan manfaat terbaik, konsumsilah kurma secara langsung," tegas Fiastuti.
Kurma utuh kaya akan nutrisi, termasuk kalori, karbohidrat, serat, protein, vitamin K, berbagai mineral seperti kalsium dan magnesium, folat, dan beragam vitamin lainnya. Sari kurma, yang memiliki konsistensi seperti madu atau sirup kental berwarna gelap, dan air rendaman kurma (atau air nabeez), yang menyerupai infused water, kehilangan sebagian besar nutrisi ini karena proses pengolahan.
Meskipun manfaat kurma olahan masih dapat diperoleh, hal ini hanya jika proses pengolahannya menjaga agar tidak ada bagian kurma yang terbuang. Fiastuti menjelaskan, "Ketika membuat air rendaman kurma, jangan disaring. Semua bagian kurma yang hancur atau larut dalam air harus ikut dikonsumsi, tanpa tambahan gula atau bahan lainnya." Dr. Oentoro menambahkan, "Cara paling baik adalah mengonsumsi kurma langsung atau diblender bersama ampasnya. Jangan buang ampas karena seratnya terdapat di sana."
Kesimpulannya, meski olahan kurma menawarkan praktisitas, konsumsi kurma utuh tetap menjadi pilihan terbaik untuk mendapatkan manfaat nutrisi secara optimal dan meminimalisir risiko peningkatan gula darah. Penting untuk memilih produk olahan dengan bijak dan memahami proses pengolahannya agar manfaat nutrisinya tetap terjaga. Konsumen juga harus teliti memilih produk yang benar-benar terbuat dari kurma murni tanpa tambahan gula atau bahan lain yang dapat mengurangi nilai gizinya.