Akses Jalan Terisolir: Ibu Hamil di Polewali Mandar Ditandu Puluhan Kilometer, Warga Berbuka Puasa di Tengah Hutan

Akses Jalan Terisolir: Ibu Hamil di Polewali Mandar Ditandu Puluhan Kilometer, Warga Berbuka Puasa di Tengah Hutan

Minimnya aksesibilitas infrastruktur jalan dan jembatan di Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, memaksa puluhan warga berbuka puasa di tengah hutan belantara. Hal ini terjadi setelah mereka bahu-membahu menandu seorang ibu hamil, Kurniati (35), sejauh lebih dari 20 kilometer menuju fasilitas kesehatan terdekat. Perjalanan yang melelahkan dan penuh tantangan ini memakan waktu lebih dari lima jam, melewati medan yang ekstrim, mulai dari pegunungan terjal dan licin hingga muara sungai dan jalan tanjakan yang curam. Kondisi jalan yang rusak parah dan jauh dari kata layak membuat akses layanan kesehatan dan pendidikan di wilayah terpencil ini menjadi sangat terbatas.

Kurniati, yang mengalami kesulitan persalinan, terpaksa harus ditandu secara bergantian oleh warga desa. Perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu sekitar lima jam, terpaksa tertunda karena kondisi Kurniati yang beberapa kali harus berhenti di tengah jalan karena rasa sakit yang dialaminya. Bidan desa yang mendampingi pun berupaya memberikan pertolongan pertama, bahkan mencoba membantu persalinan di tengah perjalanan, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Di tengah perjalanan yang penuh perjuangan tersebut, saat adzan maghrib berkumandang, mereka terpaksa berhenti di tengah hutan dan berbuka puasa dengan bekal seadanya; nasi dan beberapa camilan kecil menjadi santapan berbuka mereka di tengah kegelapan hutan. Terpal plastik dihamparkan sebagai alas bagi Kurniati agar ia dapat beristirahat dengan lebih nyaman.

Setelah kondisi Kurniati membaik dan rasa sakitnya mereda, perjalanan dilanjutkan hingga mencapai perbatasan desa, titik terdekat yang dapat dijangkau oleh ambulans. Dengan bantuan penerangan senter, warga melanjutkan perjalanan hingga larut malam. Kegigihan dan kepedulian warga desa Ratte ini menjadi bukti nyata betapa terbatasnya akses layanan kesehatan di daerah tersebut.

Kepala Desa Ratte, Habri, menyatakan keprihatinannya atas kondisi infrastruktur yang memprihatinkan ini. Ia telah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pemerintah terkait kerusakan jalan dan jembatan, khususnya di jalur yang menghubungkan Desa Ratte dengan desa-desa sekitarnya. Namun, hingga saat ini, belum ada tindakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang sangat krusial bagi akses layanan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan. Dalam dua bulan terakhir saja, tercatat belasan pasien terpaksa ditandu dengan jarak puluhan kilometer menuju fasilitas kesehatan terdekat karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan.

Habri berharap pemerintah dapat segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Desa Ratte. Ia menekankan pentingnya akses jalan yang layak agar warga tidak lagi harus mengalami kesulitan yang sama di masa mendatang. Peristiwa ini menjadi sorotan atas pentingnya pemerataan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil yang masih terisolir dan membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Berikut poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Ibu hamil ditandu sejauh lebih dari 20 kilometer.
  • Perjalanan melewati medan yang sulit dan memakan waktu lebih dari 5 jam.
  • Warga berbuka puasa di tengah hutan.
  • Akses jalan dan jembatan yang buruk.
  • Keluhan berulang kepada pemerintah yang belum ditanggapi.
  • Belasan pasien dalam dua bulan terakhir mengalami hal yang sama.
  • Pentingnya akses layanan kesehatan dan pendidikan.
  • Harapan akan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur.