Peningkatan Kasus Diabetes Anak: Gejala, Jenis, dan Ancaman Kesehatan Jangka Panjang

Peningkatan Kasus Diabetes Anak: Gejala, Jenis, dan Ancaman Kesehatan Jangka Panjang

Indonesia, seperti banyak negara di dunia, tengah menghadapi peningkatan mengkhawatirkan kasus diabetes pada anak-anak. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan lonjakan signifikan, dari 0,028 kasus per 100.000 anak pada tahun 2010 menjadi 2 kasus per 100.000 anak pada tahun 2023. Ini mencerminkan peningkatan kasus hingga 70 kali lipat dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun. Proyeksi penelitian dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun memprediksi peningkatan lebih lanjut, dengan prediksi kenaikan kasus diabetes tipe 1 sekitar 65 persen dan diabetes tipe 2 hingga 700 persen pada tahun 2060 jika tren ini berlanjut. Situasi ini menuntut peningkatan kewaspadaan dan pemahaman menyeluruh tentang diabetes pada anak, termasuk gejala, jenis, dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.

Dua Jenis Diabetes yang Mengancam Anak

Dua jenis utama diabetes yang umum ditemukan pada anak adalah diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup, hormon penting yang mengatur kadar gula darah. Kondisi ini umumnya muncul pada anak usia 5 hingga 11 tahun. Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, seringkali terkait dengan gaya hidup tidak sehat dan obesitas. Meskipun lebih umum pada orang dewasa, prevalensi diabetes tipe 2 pada anak-anak juga meningkat secara signifikan. Perbedaan mendasar ini mempengaruhi gejala dan pendekatan pengobatan yang diperlukan.

Mengenali Gejala Awal Diabetes pada Anak

Deteksi dini sangat krusial dalam penanganan diabetes pada anak. Pengenalan gejala awal menjadi kunci utama untuk mencegah komplikasi serius di masa mendatang. Beberapa gejala awal diabetes tipe 1 meliputi:

  • Rasa haus dan lapar yang ekstrem.
  • Sering buang air kecil, termasuk enuresis (ngompol) pada anak yang sudah lebih besar.
  • Kelelahan yang berlebihan dan menetap.
  • Penglihatan kabur.
  • Perubahan perilaku, seperti mudah tersinggung atau iritabilitas.
  • Infeksi jamur vagina pada anak perempuan praremaja.
  • Ruam popok pada bayi.

Sementara itu, gejala awal diabetes tipe 2 pada anak mungkin mirip dengan tipe 1, tetapi juga dapat disertai dengan:

  • Rasa haus dan lapar yang ekstrem.
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Kelelahan yang ekstrem.
  • Penglihatan kabur.
  • Kulit menggelap, terutama di sekitar leher, selangkangan, dan ketiak.
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja (lebih umum pada diabetes tipe 1).
  • Infeksi yang berulang.

Ancaman Komplikasi Jangka Panjang

Diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, bukanlah penyakit yang dapat dianggap enteng. Jika tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu, diabetes dapat memicu berbagai komplikasi serius. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebut diabetes sebagai "mother of all diseases", karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kerusakan saraf, dan masalah kesehatan kronis lainnya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk waspada terhadap gejala-gejala yang muncul pada anak dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mencurigai adanya diabetes.

Peran Orang Tua dan Pencegahan

Pencegahan dan deteksi dini memegang peranan vital dalam menghadapi peningkatan kasus diabetes pada anak. Orang tua perlu memperhatikan pola makan dan aktivitas fisik anak, mendorong gaya hidup sehat sejak dini, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang diabetes pada anak, kita dapat bersama-sama mencegah dampak buruknya dan menciptakan generasi muda yang lebih sehat.