Boikot Tesla dan Starlink: Aksi Protes Meluas Menentang Pengaruh Elon Musk

Boikot Tesla dan Starlink: Aksi Protes Meluas Menentang Pengaruh Elon Musk

Gejolak protes terhadap Elon Musk terus membesar, meluas dari demonstrasi di showroom Tesla hingga boikot layanan Starlink. Serangkaian aksi yang terorganisir dan spontan ini menandai gelombang penolakan terhadap kepemimpinan dan pengaruh kontroversial sang miliarder di berbagai sektor, mulai dari industri otomotif hingga teknologi satelit.

Gerakan 'Tesla Takedown', diprakarsai oleh aktor Alex Winter dan akademisi Joan Donovan, menjadi ujung tombak protes terhadap Tesla. Lebih dari 70 aksi demonstrasi telah direncanakan hingga akhir April, dengan tujuan mendesak publik untuk menjual saham Tesla dan memboikot produknya. Aksi-aksi ini telah menyasar berbagai lokasi di Amerika Serikat, dengan skala demonstrasi yang beragam. Di Boston dan Philadelphia, ratusan demonstran berkumpul di luar showroom Tesla, sementara di Baltimore, jumlahnya mencapai 300 orang. Di Washington D.C., demonstrasi diwarnai dengan aksi-aksi simbolis seperti pengibaran spanduk dan pembagian pamflet. Para demonstran menyatakan bahwa protes ini bukan ditujukan pada para pemilik Tesla atau kendaraan itu sendiri, melainkan khususnya terfokus pada penolakan terhadap kepemimpinan Elon Musk yang dinilai otoriter dan sewenang-wenang. Salah satu demonstran, Sara Knutson, mantan jurnalis, menekankan pentingnya mengembangkan gerakan ini sebagai perlawanan terhadap otoritarianisme.

Dampak dari protes ini semakin meluas. Lebih dari 800 stiker bemper anti-Musk telah terjual di Amazon dalam sebulan terakhir, menunjukkan meningkatnya sentimen publik yang menentang Musk. Lebih mengkhawatirkan lagi adalah meningkatnya insiden vandalisme terhadap properti Tesla. Pihak kepolisian tengah menyelidiki serangkaian serangan terhadap dealer Tesla, stasiun pengisian daya, dan bahkan kendaraan Tesla itu sendiri. Insiden pembakaran tujuh stasiun pengisian daya di Boston dan penangkapan enam pengunjuk rasa yang menduduki showroom Tesla di New York City menjadi bukti nyata dari eskalasi situasi tersebut. Di Colorado, sebuah kasus penyerangan dengan bom molotov terhadap kendaraan Tesla telah dilaporkan.

Dampak protes juga terasa pada layanan internet satelit Starlink milik SpaceX. Sejumlah pengguna Starlink menyatakan akan menghentikan layanan tersebut sebagai bentuk protes terhadap keterlibatan Musk dalam politik dan kekhawatiran atas monopoli yang dimilikinya. Barry Nisbet, seorang musisi Skotlandia, dan Richard Opie, seorang konsultan di Inggris, mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap afiliasi politik Musk dan dampaknya pada bisnisnya. Mereka menilai situasi ini semakin tidak nyaman mengingat kontroversi dan dampak negatif dari aksi-aksi protes terhadap Tesla.

Penurunan harga saham Tesla turut menambah tekanan pada Musk. Dengan kepemilikan saham sekitar 13% di Tesla, kekayaan Musk terdampak langsung oleh penurunan ini. Situasi ini menciptakan dinamika kompleks yang menghubungkan protes publik, dampak ekonomi, dan posisi politik Elon Musk, yang menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan.

Daftar insiden vandalisme yang sedang diselidiki pihak berwajib:

  • Pembakaran tujuh stasiun pengisian daya di Boston.
  • Penangkapan enam pengunjuk rasa yang menduduki showroom Tesla di New York City.
  • Penyerangan dengan bom molotov terhadap kendaraan Tesla di Colorado.