Bapanas Pastikan Kualitas Beras Distribusi Nasional Tetap Terjaga Meski Ada Temuan Beras Berkutu

Bapanas Pastikan Kualitas Beras Distribusi Nasional Tetap Terjaga Meski Ada Temuan Beras Berkutu

Temuan beras impor berkutu di sejumlah gudang Bulog beberapa waktu lalu telah memicu kekhawatiran publik terhadap kualitas beras yang beredar di masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memberikan jaminan bahwa beras yang didistribusikan oleh pemerintah tetap terjaga kualitasnya dan layak konsumsi. Pernyataan ini disampaikan Arief menanggapi laporan dari Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, yang menemukan stok beras berkutu di gudang Bulog Yogyakarta.

Arief menegaskan bahwa pemerintah memiliki mekanisme pengawasan yang ketat dalam penyaluran beras, baik untuk program Stabilisasi Harga Pangan (SHP) maupun bantuan pangan. Ia menjelaskan bahwa temuan beras berkutu merupakan kasus-kasus spesifik dan bukan mewakili keseluruhan stok beras nasional. "Pendistribusian beras harus selalu memastikan kualitas terbaik," tegas Arief. "Temuan beras berkutu yang terjadi hanyalah kasus-kasus insidental yang memerlukan penanganan khusus. Tidak seharusnya dibesar-besarkan seolah-olah seluruh stok beras dalam kondisi serupa. Perawatan berkala terhadap stok beras sangat penting untuk mencegah hal ini." Ia menambahkan bahwa penyimpanan beras yang kurang tepat, seperti kondisi lembab, dapat menyebabkan munculnya hama.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan prosedur perawatan beras yang diterapkan. Proses fumigasi secara berkala dilakukan untuk mencegah serangan hama dan menjaga kualitas beras selama penyimpanan. "Kualitas beras yang masuk ke Bulog harus terjamin," ujar Arief. "Namun, perawatan pasca penerimaan tetap penting, baik untuk beras yang disimpan selama 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan, atau bahkan hingga satu tahun." Untuk memastikan hal tersebut, Arief telah memerintahkan Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy, untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kualitas beras di seluruh gudang Bulog di Indonesia.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengonfirmasi laporan dari Perum Bulog mengenai temuan beras impor berkutu yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100.000 hingga 300.000 ton di seluruh Indonesia. Meskipun jumlah tersebut tergolong kecil jika dibandingkan dengan total stok beras nasional (2 juta ton), Amran menyatakan bahwa masalah ini akan ditindaklanjuti dengan segera, terutama di wilayah Yogyakarta. Ia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menekankan komitmen pemerintah untuk menjaga kualitas pasokan beras nasional.

Bapanas berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan perawatan stok beras guna memastikan ketersediaan pangan yang aman, sehat, dan berkualitas bagi masyarakat. Langkah-langkah ini mencakup peningkatan kualitas penyimpanan, penerapan prosedur fumigasi yang lebih ketat, dan peningkatan pengawasan di seluruh rantai pasokan. Kejadian ini juga menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan pengelolaan dan pengawasan penyimpanan beras di masa mendatang. Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk berperan aktif dalam menjaga kualitas beras nasional demi ketahanan pangan Indonesia.

Kesimpulan: Meskipun ditemukan kasus beras berkutu, Bapanas memastikan bahwa beras yang didistribusikan kepada masyarakat tetap terjaga kualitasnya dan layak dikonsumsi. Pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan dan perawatan stok beras untuk menjamin ketahanan pangan nasional.