Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Memburuk: Dua Kali Gagal Napas Akut Picu Kekhawatiran
Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Memburuk: Dua Kali Gagal Napas Akut Picu Kekhawatiran
Kesehatan Paus Fransiskus kembali mengalami kemerosotan signifikan. Pada Senin (3/3), pemimpin Gereja Katolik Roma tersebut mengalami dua episode gagal napas akut. Kondisi ini dipicu oleh penumpukan lendir endobronkial yang cukup substansial, mengakibatkan bronkospasme. Demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Vatikan. Kejadian ini menjadi catatan terbaru dalam rangkaian krisis medis yang dialami Paus sejak perawatan intensif di rumah sakit bulan lalu.
Informasi yang disampaikan Vatikan menjelaskan bahwa Paus menjalani dua kali prosedur bronkoskopi pada hari yang sama. Selama prosedur tersebut, tim medis berhasil mengeluarkan penumpukan sekresi di saluran pernapasan. Namun, kondisi Paus tetap kritis sehingga membutuhkan bantuan oksigen melalui masker untuk meredakan kesulitan bernapas. Sumber yang dekat dengan Vatikan menjelaskan bahwa penumpukan lendir tersebut merupakan komplikasi dari pneumonia yang dideritanya, memicu batuk dan kejang pada saluran bronkus yang berupaya mengeluarkan iritasi tersebut.
Para ahli medis memberikan pandangan yang beragam terkait kondisi ini. Dr. Theodore Iwashyna, spesialis paru dan dokter perawatan kritis di Johns Hopkins University, menyoroti sifat invasif dari prosedur bronkoskopi dan menilai perlunya dua kali prosedur dalam waktu singkat sebagai indikator kondisi yang tidak menguntungkan. Beliau menambahkan, pemberian dukungan ventilasi non-invasif pada pasien yang sakit parah umumnya hanya dilakukan dengan alasan yang sangat kuat, dan penumpukan lendir pada pasien pneumonia bukanlah pertanda positif.
Kondisi Paus Fransiskus sebelum episode gagal napas akut ini tercatat relatif stabil. Vatikan melaporkan bahwa Paus beristirahat dengan baik sepanjang malam dan menerima aliran oksigen tinggi melalui kanula hidung. Namun, perkembangan terkini menunjukkan bahwa pneumonia yang dideritanya telah menimbulkan komplikasi serius pada sistem pernapasannya. Rawat inap Paus Fransiskus di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak pertengahan Februari lalu, menandai rawat inap terpanjang keempatnya sejak ia menjadi Paus pada tahun 2013. Vatikan saat ini memberikan pembaruan kondisi kesehatan Paus dua kali sehari untuk mengantisipasi kekhawatiran publik.
Prediksi jangka pendek kondisi Paus Fransiskus disampaikan oleh Dr. Panagis Galiatsatos, spesialis paru dan perawatan kritis di Johns Hopkins. Ia menekankan pentingnya sepuluh hingga sebelas hari ke depan untuk menentukan arah pemulihan Paus. Menyoroti usia dan kondisi kesehatan Paus, Dr. Galiatsatos memperkirakan bahwa pasien dengan kondisi serupa biasanya membutuhkan waktu satu bulan perawatan di rumah sakit dan satu bulan pemulihan untuk setiap minggu perawatan. Walaupun Dr. Galiatsatos tidak terlibat langsung dalam perawatan Paus, ia memberikan gambaran yang cukup gamblang, “Kondisi Paus akan stabil, atau ia akan kehabisan cadangan fisiologisnya. Kondisi ini seperti kebakaran di rumah Anda. Anda dapat memadamkan api, tetapi pertanyaannya adalah seberapa besar kerusakan yang telah terjadi.”
Perkembangan kesehatan Paus Fransiskus terus menjadi perhatian dunia. Doa dan harapan atas kesembuhan beliau terus mengalir dari berbagai penjuru dunia.
Catatan: Informasi medis dalam berita ini didasarkan pada pernyataan resmi Vatikan dan pendapat para ahli yang dikutip. Namun, diagnosis pasti dan perkembangan selanjutnya masih bergantung pada informasi resmi selanjutnya dari pihak rumah sakit dan Vatikan.