Serangan Udara AS di Yaman: Trump Ancam Iran atas Dukungannya kepada Houthi
Serangan Udara AS di Yaman: Trump Ancam Iran atas Dukungannya kepada Houthi
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meningkatkan tensi di Timur Tengah dengan mengancam akan memberikan konsekuensi yang "mengerikan" kepada Iran atas dukungannya terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Pernyataan keras Trump ini menyusul serangan udara besar-besaran yang dilakukan militer AS pada Sabtu (15/3/2025) yang menargetkan posisi-posisi Houthi. Serangan tersebut, yang disebut sebagai operasi militer terbesar AS di kawasan tersebut sejak Trump menjabat, menewaskan sedikitnya 53 orang menurut otoritas kesehatan Yaman yang dikuasai Houthi, termasuk lima anak-anak.
Trump secara eksplisit menyatakan bahwa setiap serangan yang dilancarkan oleh Houthi akan dianggap sebagai tindakan Iran. Melalui media sosial Truth Social, Trump menegaskan, "Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dipandang, mulai saat ini, sebagai tembakan yang dilepaskan dari senjata dan kepemimpinan IRAN, dan IRAN akan bertanggung jawab, dan akan menanggung konsekuensinya, dan konsekuensi itu akan mengerikan!" Ia menuduh Iran secara langsung mengendalikan Houthi, menyediakan senjata, pendanaan, peralatan militer canggih, dan bahkan intelijen. Tuduhan ini disampaikan Trump sebagai bentuk peringatan keras kepada Teheran agar menghentikan dukungannya terhadap kelompok tersebut.
Lebih jauh, Trump menekankan bahwa ratusan serangan Houthi yang membahayakan pelayaran internasional di Laut Merah berasal dari dan diciptakan oleh Iran. Pernyataan ini semakin memperkuat tuduhan keterlibatan langsung Iran dalam konflik Yaman. Serangan AS yang menargetkan Houthi diklaim bertujuan untuk mengakhiri ancaman terhadap jalur pelayaran di Laut Merah. Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menguatkan komitmen AS untuk terus menyerang Houthi sampai kelompok tersebut menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran internasional.
Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, menyatakan bahwa serangan udara AS telah berhasil menargetkan dan menewaskan sejumlah pemimpin Houthi. Ia juga memberikan sinyal bahwa aset-aset Iran yang mendukung Houthi dapat menjadi sasaran serangan di masa mendatang. Reaksi dari pihak Houthi pun tak kalah keras. Biro politik Houthi menyebut serangan AS sebagai "kejahatan perang" dan berjanji akan membalas setiap aksi agresi. Houthi juga mengklaim telah menyerang kapal induk USS Harry S Truman dengan drone dan rudal pada Senin (17/3/2025), klaim yang dibantah oleh militer AS yang menyatakan tidak ada kerusakan pada kapal induk tersebut.
Situasi di Yaman dan kawasan Timur Tengah semakin memanas dengan pernyataan keras Trump dan serangan udara AS yang besar-besaran. Ancaman konsekuensi "mengerikan" dari Trump kepada Iran menimbulkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik yang lebih luas, mengingat kepentingan strategis Iran dan AS di kawasan tersebut. Perkembangan selanjutnya dari situasi ini akan terus dipantau dengan seksama.