Banjir Bekasi Tak Ganggu Operasional KRL, Ratusan Rumah Terendam di Hulu

Banjir Bekasi Tak Ganggu Operasional KRL, Ratusan Rumah Terendam di Hulu

Pagi ini, Selasa (4/3/2025), kawasan Stasiun Bekasi kembali diterjang banjir. Genangan air yang signifikan di sekitar stasiun ini dipicu oleh luapan Kali Bekasi, yang menerima kiriman air deras dari wilayah hulu di Bogor sejak Minggu (2/3/2025). Meskipun demikian, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memastikan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) tetap berjalan normal dan tidak terganggu oleh kondisi tersebut. Leza Arlan, Humas KCI, menyatakan bahwa perjalanan Commuter Line tetap beroperasi sesuai jadwal.

Situasi banjir di sekitar Stasiun Bekasi ini telah menjadi viral di media sosial, khususnya platform X (sebelumnya Twitter). Berbagai unggahan video dan foto memperlihatkan genangan air yang cukup tinggi, mengakibatkan kemacetan lalu lintas di sekitar area stasiun. Salah satu pengguna X, @anansd, melaporkan kemacetan parah dan terpaksa harus turun dari kendaraan karena genangan air yang menghambat akses menuju stasiun. Ia menggambarkan kondisi sekitar Islamic Center yang juga terendam banjir dengan genangan yang cukup dalam. Kemacetan tersebut semakin diperparah dengan kondisi lalu lintas yang padat di sekitar perlintasan kereta api.

Namun, dampak banjir di sekitar Stasiun Bekasi hanyalah sebagian kecil dari dampak yang lebih luas. Sebelumnya, pada Senin (3/3/2025), Kompas.com telah melaporkan banjir yang lebih parah melanda Kampung Lebak, Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara. Sebanyak 150 rumah warga di RT 6 dan RT 7, RW 002, terendam banjir akibat luapan Kali Bekasi. Bencana ini memaksa sekitar 600 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, salah satunya ke Mushala Jamiatul Khoir. Menurut Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Bekasi, Idham Khalid, sekitar 20 warga telah dievakuasi dan mengungsi di mushala tersebut. Idham menjelaskan bahwa banjir di Kampung Lebak disebabkan oleh luapan Kali Bekasi yang menerima kiriman air dari wilayah hulu Bogor pada Minggu malam.

Kondisi ini menunjukkan disparitas dampak banjir. Di satu sisi, operasional KRL tetap berjalan lancar, sementara di sisi lain, ratusan rumah warga di daerah hulu terendam dan ratusan warga harus mengungsi. Perbedaan ini menunjukkan pentingnya pengelolaan infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih efektif untuk meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Penting juga untuk memperhatikan aspek mitigasi bencana, termasuk pembangunan infrastruktur yang tahan banjir dan edukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana.

Pemerintah Kota Bekasi, bersama instansi terkait, diharapkan untuk meningkatkan upaya antisipasi dan penanggulangan banjir, termasuk perbaikan infrastruktur drainase dan sistem peringatan dini yang lebih akurat dan cepat. Peningkatan koordinasi antar instansi juga sangat penting untuk memastikan respons yang cepat dan tepat dalam menghadapi bencana banjir. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa mendatang.