Kesalahan Identifikasi Koper di Bandara Picu Penyelidikan Kasus Ganja 24 Kg

Kesalahan Identifikasi Koper di Bandara Picu Penyelidikan Kasus Ganja 24 Kg

Sebuah insiden yang melibatkan kesalahan pengambilan koper di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, berujung pada penyelidikan kasus penyelundupan narkoba di Bandara Narita, Jepang. Pasangan turis asal Thailand yang berencana berlibur ke Jepang nyaris terjerat kasus penyelundupan 24 kilogram ganja kering akibat kesalahan identifikasi koper di bandara transit.

Kejadian bermula pada 14 Maret 2025, ketika pasangan tersebut menyelesaikan penerbangan domestik dari Surat Thani menuju Bangkok menggunakan maskapai VietJet Airlines. Mereka membawa dua koper, satu berwarna hitam dan satu merah. Sesampainya di Bandara Suvarnabhumi, pasangan tersebut tanpa sengaja mengambil koper hitam yang bukan milik mereka karena kemiripannya dengan koper mereka sendiri. Sementara itu, pemilik koper hitam yang sebenarnya telah melaporkan kehilangan kopernya kepada petugas bandara, dan koper tersebut menjadi satu-satunya koper yang tak diklaim di area bagasi.

Upaya petugas bandara menghubungi nomor telepon yang tertera pada label koper yang tak diklaim menemui jalan buntu. Nomor tersebut terdaftar atas nama putri pasangan turis Thailand, yang saat itu tidak membawa ponselnya. Kejadian ini membuat kesalahan pengambilan koper tersebut tidak terdeteksi hingga pasangan tersebut melanjutkan perjalanan ke Jepang.

Setelah terbang menuju Bandara Narita, pasangan tersebut bersama pemandu wisata mereka menunggu selama empat jam di bandara sebelum menyadari kejanggalan pada koper hitam yang mereka bawa. Koper tersebut sulit dibuka, dan setelah ditelepon oleh putrinya, mereka menyadari label bagasi tersebut bertuliskan nama yang berbeda. Pemeriksaan lebih lanjut oleh pemandu wisata mengungkap isi koper tersebut: 24 kilogram ganja kering.

Pemandu wisata segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas Bandara Narita. Pasangan turis tersebut menjalani penyelidikan yang berlangsung selama kurang lebih sembilan jam, dari pukul 08.00 hingga 17.30 waktu setempat. Setelah penyelidikan, petugas bea cukai Jepang menyimpulkan bahwa pasangan tersebut tidak terlibat dalam upaya penyelundupan narkotika. Mereka tidak bermaksud untuk membawa ganja tersebut ke Jepang, dan kejadian ini murni akibat kesalahan pengambilan koper.

Meskipun dinyatakan tidak bersalah, kejadian ini tentu saja sangat mengganggu rencana liburan pasangan tersebut. Mereka terpaksa membatalkan rencana menginap di dekat Gunung Fuji dan mencari akomodasi di sekitar Bandara Narita. Insiden ini juga memicu pertanyaan serius mengenai keamanan bandara, khususnya terkait bagaimana sejumlah besar ganja dapat melewati beberapa pos pemeriksaan keamanan di Bandara Surat Thani dan Bandara Suvarnabhumi tanpa terdeteksi.

Pemandu wisata, yang turut menceritakan kejadian ini melalui media sosial Facebook, mengungkapkan kekhawatirannya tentang celah keamanan bandara yang memungkinkan penyelundupan narkoba dalam jumlah besar. Ia mempertanyakan bagaimana 24 kg ganja dapat lolos dari pemeriksaan keamanan di dua bandara internasional yang berbeda. Meskipun berakhir dengan lega karena kliennya diizinkan masuk Jepang, insiden ini menjadi pengingat penting tentang pentingnya pengawasan keamanan yang ketat di bandara-bandara internasional untuk mencegah penyelundupan barang ilegal.

Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kewaspadaan para pelancong dalam memeriksa barang bawaan mereka setelah pengambilan bagasi. Kesalahan sekecil apa pun, seperti kurang teliti dalam memperhatikan label koper, dapat berdampak signifikan dan berujung pada masalah hukum yang serius. Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik bagi otoritas bandara untuk meningkatkan sistem keamanan, maupun bagi para pelancong untuk lebih waspada dan teliti dalam menjaga keamanan barang bawaan mereka.