Lansia Pingsan Saat Antrean Sembako Murah di Sukabumi, Operasi Pasar Diperbaiki
Lansia Pingsan Akibat Antrean Panjang Sembako Murah di Sukabumi
Seorang lansia dilaporkan pingsan di tengah kerumunan warga yang mengantre sembako murah di Kantor Pos Kota Sukabumi pada Selasa, 18 Maret 2025. Kejadian ini menyoroti pentingnya manajemen antrean yang efektif dan perlindungan bagi kelompok rentan dalam program bantuan sosial serupa. Menurut keterangan Dinar Muhammad, petugas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, lansia tersebut diduga mengalami kelelahan dan kekurangan oksigen akibat waktu mengantre yang cukup lama. Kondisi puasa dan perawatan kesehatan yang tengah dijalaninya juga diperkirakan menjadi faktor pencetus pingsan tersebut.
PMI Kota Sukabumi langsung memberikan pertolongan pertama, termasuk terapi oksigen dan upaya untuk menenangkan pasien. Setelah kondisinya stabil, lansia tersebut diantar pulang ke rumahnya. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya prioritas bagi kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas, dalam penyelenggaraan program bantuan sosial. Dinar menekankan perlunya pengaturan antrean yang lebih tertib dan memperhatikan kondisi fisik peserta.
Evaluasi dan Perbaikan Sistem Antrean
Alita Dila, Ketua Satgas Operasi Pasar Subsidi Kota Sukabumi, mengakui adanya kekurangan koordinasi dengan pihak keamanan dalam pengaturan antrean sembako murah. Ia menyatakan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi untuk operasi pasar di hari Rabu dan Kamis, 19 dan 20 Maret 2025. Pihaknya berencana untuk meningkatkan kerja sama dengan pihak keamanan guna menciptakan sistem antrean yang lebih tertib dan aman. Meskipun telah diinstruksikan untuk memprioritaskan lansia dan ibu hamil, Alita mengakui adanya kendala di lapangan akibat keluhan dari masyarakat umum yang merasa kurang diperhatikan.
Langkah-langkah perbaikan yang akan diterapkan meliputi:
- Peningkatan koordinasi dengan pihak keamanan untuk mengatur arus antrean.
- Pembentukan jalur khusus dan prioritas bagi kelompok rentan (lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas).
- Penambahan petugas untuk membantu pengaturan antrean dan memberikan informasi kepada masyarakat.
- Sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai mekanisme antrean dan prioritas bagi kelompok rentan.
- Pertimbangan untuk menambah titik distribusi sembako murah agar mengurangi kepadatan antrean.
Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara program bantuan sosial untuk lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kenyamanan penerima manfaat, khususnya kelompok rentan. Pembenahan sistem antrean dan koordinasi yang lebih baik menjadi kunci utama untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan program berjalan dengan lancar dan efektif.