Pencemaran Laut Indonesia: Ancaman Aktivitas Manusia dan Perubahan Iklim terhadap Ekosistem dan Ekonomi

Pencemaran Laut Indonesia: Ancaman Aktivitas Manusia dan Perubahan Iklim terhadap Ekosistem dan Ekonomi

Ancaman serius terhadap ekosistem laut Indonesia tengah meningkat drastis. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, mengungkapkan bahwa pencemaran laut yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dan krisis iklim telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Dampaknya meluas, mengancam keanekaragaman hayati, kesehatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.

Sumber pencemaran laut Indonesia berasal dari berbagai aktivitas manusia. Limbah plastik yang menumpuk, buangan industri yang tak terkendali, limbah domestik, dan residu pertanian mengalir deras ke perairan. Krisis iklim juga memperparah kondisi ini melalui kenaikan suhu air laut. Lebih lanjut, Dr. Cordova menjelaskan bagaimana polutan yang tak kasat mata, seperti mikroplastik dan logam berat, berdampak fatal terhadap organisme laut. Mikroplastik, misalnya, memasuki rantai makanan, mencemari hasil laut dan pada akhirnya dikonsumsi manusia. Logam berat pun menyebabkan kematian langsung pada biota laut, mengurangi keanekaragaman hayati dan berujung pada penurunan produksi perikanan yang berdampak langsung terhadap perekonomian.

Kondisi ini diperparah oleh faktor-faktor lain, termasuk tingkat flushing rate atau laju pertukaran air di wilayah pesisir yang rendah. Wilayah padat penduduk, seperti di Pulau Jawa, dan daerah dengan aktivitas industri dan pertambangan yang tak terkelola dengan baik, menjadi area yang paling terdampak. Teluk Jakarta, Laut Jawa, dan Selat Makassar, yang merupakan jalur pelayaran utama dan wilayah padat penduduk, menjadi contoh nyata dari penurunan kualitas air laut. Ketiga wilayah ini membutuhkan peningkatan pengawasan lingkungan yang signifikan.

Meskipun pemerintah telah memiliki regulasi untuk perlindungan laut, implementasinya dinilai belum optimal. Dr. Cordova menekankan perlunya penegakan hukum yang lebih tegas untuk mendorong tanggung jawab industri dan masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, upaya konservasi dan restorasi ekosistem laut, seperti konservasi terumbu karang, padang lamun, dan mangrove, sangat krusial untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem pesisir yang telah rusak. Upaya restorasi dan perlindungan ekosistem pesisir ini tidak hanya akan memperbaiki kualitas perairan, tetapi juga akan meningkatkan produktivitas perikanan dan perekonomian masyarakat sekitar.

Kesimpulannya, pencemaran laut di Indonesia merupakan masalah kompleks yang membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Pemerintah, industri, masyarakat, dan peneliti harus bekerja sama untuk menerapkan solusi terintegrasi, mulai dari penegakan hukum yang lebih ketat hingga implementasi strategi konservasi dan restorasi ekosistem laut yang efektif. Hanya dengan upaya bersama, ancaman terhadap ekosistem laut Indonesia dan kesejahteraan masyarakat dapat diminimalisir.