Amuk Massa di Bima: Kerusakan Mobil Damkar Akibat Keterlambatan Penanganan Kebakaran
Amuk Massa di Bima: Kerusakan Mobil Damkar Akibat Keterlambatan Penanganan Kebakaran
Sebuah insiden perusakan mobil pemadam kebakaran terjadi di Desa Rato, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin malam, 17 Maret 2025. Kejadian ini dipicu oleh keterlambatan kedatangan armada pemadam kebakaran dalam menanggapi laporan kebakaran yang menghanguskan lima rumah dan dua kios milik warga. Insiden ini menandai eskalasi kemarahan warga yang merasa respons pemerintah terhadap bencana kebakaran di wilayah tersebut tidak memadai.
Menurut keterangan Kepala Dinas Damkar Bima, Rifai, peristiwa tersebut bermula dari kebakaran yang disebabkan korsleting listrik sekitar pukul 20.45 WITA. Pada saat kejadian, petugas pemadam kebakaran tengah melaksanakan ibadah shalat Tarawih di masjid. Setelah menerima laporan, petugas bergegas menuju kantor camat untuk mengambil mobil pemadam kebakaran sebelum menuju lokasi kejadian. Namun, setibanya di lokasi, mereka justru dihadang oleh amuk massa yang sudah merasa geram atas keterlambatan tersebut.
Akibatnya, kaca mobil pemadam kebakaran mengalami kerusakan akibat lemparan dari warga yang frustasi. Situasi ini bahkan memaksa sopir mobil pemadam kebakaran melarikan diri untuk menghindari amukan massa yang semakin membesar. "Mobil pemadam yang di Kecamatan Parado yang dirusak itu. Warga mungkin kecewa karena kelambanan bekerja teman-teman di lapangan," jelas Rifai saat dihubungi pada Selasa, 18 Maret 2025.
Meskipun petugas pemadam kebakaran akhirnya berhasil memadamkan api sekitar pukul 23.00 WITA dengan mengerahkan tiga unit mobil pemadam dari Mako Damkar dan Kantor Camat Monta, insiden perusakan mobil tersebut telah menimbulkan masalah baru. Rifai mengakui bahwa ia tidak mengetahui secara langsung insiden perusakan tersebut karena tengah fokus pada upaya pemadaman. Saat ini, Dinas Damkar Bima tengah mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya untuk menindak para pelaku perusakan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Pihak berwenang kini menghadapi dilema. Di satu sisi, mereka harus menegakkan hukum dan menindak pelaku perusakan. Di sisi lain, mereka juga harus memahami kecemasan dan keprihatinan warga atas keterlambatan respons pemadam kebakaran. Kejadian ini pun menyoroti pentingnya evaluasi terhadap sistem respons cepat terhadap bencana kebakaran di Kabupaten Bima, termasuk pelatihan dan kesiapsiagaan petugas, serta optimalisasi infrastruktur dan peralatan pemadam kebakaran. Langkah-langkah yang komprehensif diperlukan untuk mencegah kejadian serupa yang dapat mengancam keselamatan petugas dan aset pemerintah, sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pihak berwenang antara lain:
- Menyelidiki dan mengidentifikasi pelaku perusakan mobil pemadam kebakaran.
- Menentukan sanksi hukum yang sesuai bagi para pelaku.
- Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem respons kejadian kebakaran di Kabupaten Bima.
- Meningkatkan pelatihan dan kesiapsiagaan petugas pemadam kebakaran.
- Memperbaiki dan mengoptimalkan infrastruktur dan peralatan pemadam kebakaran.
- Membangun komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan dan transparansi.
Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bersama-sama membangun sistem tanggap bencana yang lebih efektif dan responsif.