Semangat Toleransi Antarumat Beragama Terpancar dalam Aksi Bagi Takjil di Semarang

Semangat Toleransi Antarumat Beragama Terpancar dalam Aksi Bagi Takjil di Semarang

Jalan dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/3/2025) sore, menyaksikan pemandangan yang mencerminkan indahnya kerukunan antarumat beragama. Di tengah hiruk pikuk lalu lintas, iringan tabuhan genderang barongsai yang meriah mengiringi aksi pembagian takjil kepada para pengguna jalan. Bukan sekadar pembagian makanan untuk berbuka puasa, acara ini menjadi perwujudan nyata toleransi dan persaudaraan di Kota Semarang.

Lebih dari sekadar berbagi makanan, kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai kalangan, termasuk pendeta, suster, dan para pemeluk kepercayaan lain. Dua barongsai, dengan warna merah dan kuning yang mencolok, menjadi simbol unik yang menarik perhatian pengguna jalan dan turut serta dalam menyemarakkan suasana. Paket-paket takjil dibagikan secara langsung kepada pengendara motor yang melintas, menciptakan interaksi positif dan hangat antar sesama warga.

Sasaran pembagian takjil ini, menurut Koordinator Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang, Setyawan Budy, adalah para pengguna jalan di Jalan dr. Sutomo. Kerjasama antara Soto Ayam Dargo Pak Wito dan Pelita menjadi kunci sukses terselenggaranya kegiatan ini. Sebanyak 500 paket takjil berhasil disalurkan kepada masyarakat dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat Hindu, Buddha, Islam, Katolik, Kristen, dan para pemeluk kepercayaan lainnya. Pembagian takjil ini bukan semata-mata kegiatan seremonial, melainkan wujud nyata komitmen bersama untuk memperkuat tali silaturahmi antarumat beragama.

Setyawan Budy menambahkan, "Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat rasa persaudaraan antarumat beragama dan kepercayaan, khususnya di Kota Semarang. Ini adalah bukti nyata toleransi yang tumbuh subur di kota kita." Senada dengan hal tersebut, Setyobudi R, seorang pedagang soto yang turut menginisiasi kegiatan ini, menekankan pentingnya menjaga toleransi sebagai fondasi kehidupan yang nyaman dan tentram di Semarang. Ia menjelaskan, "Ini bukan inisiatif dari satu atau dua orang saja, melainkan kolaborasi beberapa komunitas lintas agama. Kita tidak membeda-bedakan, tidak terkotak-kotak, tetapi bersatu padu."

Lebih lanjut, Setyobudi berharap semangat kebersamaan ini tidak hanya terwujud saat bulan Ramadan, tetapi juga dalam perayaan keagamaan lainnya seperti Natal dan perayaan keagamaan lainnya. Baginya, mengutamakan cinta kasih dan persatuan menjadi kunci utama dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan rukun. Aksi bagi takjil ini tidak hanya sebagai kegiatan sosial biasa, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antarumat beragama dapat menciptakan suasana yang kondusif dan penuh kedamaian di tengah masyarakat Kota Semarang. Kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya peran serta berbagai elemen masyarakat dalam membangun toleransi dan persatuan.

Daftar Partisipan:

  • Umat Islam
  • Umat Kristen
  • Umat Katolik
  • Umat Hindu
  • Umat Buddha
  • Pemeluk Kepercayaan Lainnya
  • Persaudaraan Lintas Agama (Pelita) Semarang
  • Soto Ayam Dargo Pak Wito